Jumat, 21 November 2025

Operasi Zebra Semeru 2025: Tak Hanya Tilang, Polda Jatim Beri Reward ke Pengemudi yang Tertib

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Kompol Hari Aziz Kasidikmas Subditkamsel Ditlantas Polda Jatim mengikuti talkshow di Radio Suara Surabaya, Jumat (21/11/2025). Foto: M. Irfan Azhari Mg suarasurabaya.net

Operasi Zebra Semeru 2025 yang digelar sejak 17 November hingga 30 November mendatang tidak hanya fokus pada penindakan pelanggar lalu lintas, tetapi juga memberikan penghargaan kepada pengendara yang dinilai tertib dan lengkap dalam berkendara.

Dalam operasi semeru kali ini, Kompol Hari Aziz Kasidikmas Subditkamsel Ditlantas Polda Jatim, mengatakan pihaknya menjalankan program Rider of The Week yang memilih pengendara paling lengkap secara teknis dan administrasi.

“Kita ada tim yang di jalan, kita jepret di kamera tanpa diketahui pengemudi. Kalau dia memenuhi beberapa kriteria seperti helm, spion, jaket, sepatu, plat nomor, kita jepret dulu. Setelah itu baru kita cek ke Samsat, kita hubungi, verifikasi administrasi,” ucapnya waktu mengudara di Suara Surabaya, Jumat (21/11/2025).

Dari puluhan pengendara yang terekam setiap harinya, hanya dua yang dipilih sebagai pemenang harian.

“Seandainya dari 20 itu yang masuk nominasi 10, berarti 10 itu nanti kita laksanakan undian berhadiah. Kita ambil dua, dari dua pemenang itu nanti dapat voucher belanja di supermarket kurang lebih nilainya Rp200.000,” jelasnya.

Untuk diketahui, strategi operasi tahun ini dibagi menjadi tiga metode, yaitu preventif 40 persen, preemtif 40 persen, dan represif 20 persen. Sedangkan metode tilangnya, 95 persen akan melalui e-tilang.

Dia menambahkan, presentase tindakan represif memang dibuat lebih kecil karena dititikberatkan ke penilangan.

“95% nya yaitu penindakan dengan e-tilang, selebihnya yang lima persen itu nanti manual kalau memang terpaksa harus dilaksanakan dengan humanis,” ucapnya.

Adapun untuk Operasi Zebra Semeru yang memasuki hari kelima ini, kata Kompol Hari Aziz, pelanggaran helm masih yang paling dominan.

“Beberapa hari ini yang kelihatan lebih banyak itu penggunaan helm yang belum SNI, tidak memakai helm, melawan arus, terus ada lagi di bawah umur,” ujarnya.

Selain itu, masih banyak ditemui banyaknya pengendara motor di bawah umur. Terkait hal ini, Hari juga mengingatkan bahwa masyarakat sering salah kaprah dengan anggapan memberi kendaraan kepada anak di bawah umur tersebut, adalah bentuk kasih sayang orang tua.

“Kalau kita sayang terhadap anak kita sebenarnya bukan memberikan kebebasan untuk berkendara di bawah umur. Kalau dibawa umur ya diingatkan, mungkin bisa diantar orang tua,” ucapnya.

Ditlantas juga menerima masukan soal kendaraan dengan lampu tambahan dan strobo yang mengganggu pengguna jalan lain.

“Kalau sampai ketahuan itu pasti akan ditindak dan disuruh ganti. Baru setelah sesuai standar baru diperbolehkan,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 21 November 2025
32o
Kurs