Minggu, 7 Desember 2025

Otoritas Israel Bunuh Ratusan Buaya karena Takut Dipakai Senjata Teror

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi penangkaran Buaya. Foto: Ynet

Otoritas Israel telah membunuh ratusan buaya Nil sejak Agustus lalu, yang telah dipelihara selama puluhan tahun di sebuah peternakan dalam permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Para buaya tersebut dimatikan oleh pejabat Administrasi Sipil badan pemerintahan militer Israel di wilayah Palestina, bersama Otoritas Alam dan Taman Israel. Otoritas Israel khawatir hewan-hewan itu bisa digunakan sebagai “senjata teror” dalam serangan sabotase di wilayah Tepi Barat.

Melansir kantor berita Ynet, Minggu (7/12/2025), Israel khawatir ada pihak yang membobol pagar peternakan untuk melepaskan ratusan buaya ke permukiman sekitar. Risiko itu dianggap cukup besar untuk memutuskan pemusnahan massal sejak Agustus lalu.

Terkait hal ini, Otoritas Sipil bersama Otoritas Alam dan Taman Israel menegaskan tidak akan membuka investigasi terkait penembakan dan penutupan peternakan tersebut.

Dalam penjelasannya, pihak otoritas menyebut keputusan itu ditempuh bukan hanya karena faktor keamanan, tetapi juga faktor kesejahteraan hewan.

“Keputusan untuk melakukan penembakan dimaksudkan untuk mengurangi penderitaan buaya, karena mereka hidup dalam infrastruktur yang buruk dan kondisi keras, sekaligus melindungi masyarakat dari risiko langsung,” demikian pernyataan resmi dua lembaga tersebut.

Mereka mengklaim kondisi peternakan terus memburuk selama bertahun-tahun. Para profesional disebut telah berulang kali memperingatkan pemilik peternakan, termasuk adanya kasus buaya yang melarikan diri dan insiden masyarakat masuk secara ilegal ke area peternakan.

Pejabat juga menuduh manajemen peternakan memberi makan buaya dewasa dengan bangkai anak buaya, dan membiarkan anak buaya dimangsa oleh hewan yang lebih besar.

Keputusan pemusnahan massal disebut sebagai langkah ekstrem namun dianggap perlu. Mereka menegaskan langkah tersebut sah, dilakukan dengan izin perburuan yang valid, dan mengikuti protokol internasional.

Kelompok kesejahteraan hewan, termasuk Let the Animals Live, Animals Now, Freedom Farm Sanctuary, Keren Or Sanctuary, dan sejumlah organisasi lain mengecam tindakan tersebut dan meminta investigasi independen.

Mereka menuding otoritas merahasiakan informasi penting yang sebelumnya diminta melalui permohonan data resmi. Aktivis juga meragukan alasan perlindungan hewan, karena laporan internal otoritas justru menunjukkan sebagian besar buaya dalam kondisi sehat.

Sementara itu, Tal Gilbo penasihat Perdana Menteri Israel untuk urusan kesejahteraan hewan,a, dikabarkan mendukung keputusan pemusnahan karena kondisi penelantaran di peternakan sudah dianggap sebagai bentuk penderitaan bagi hewan. (bil/iss)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 7 Desember 2025
28o
Kurs