
Amien Widodo, pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyebut bahwa semburan bercampur gas di sungai kawasan Rungkut Madya bukan karena aktivitas alam.
Sebelumnya, Amien sempat menduga bahwa terdapat kebocoran gas akibat aktivitas eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) yang dilakukan pada zaman Belanda.
“Karena kami dapat laporan kalau semburan gas muncul bukan karena pipa PDAM atau PGN. Sehingga kami hadirkan juga georadar untuk mengecek,” katanya, Jumat (17/10/2025).
Namun, berdasar pengecekan yang dilakukan oleh tim pakar ITS, semburan bercampur gas itu bukan aktivitas alam.
“Kalau dari pantauan bau, itu bukan gas alam. Karena kalau gas alam, baunya menyengat. Dari hasil pantauan georadar, yang ditemukan hanya pipa PGN,” tambahnya.
Amien menambahkan, kalau semburan bercampur gas itu merupakan aktivitas alam, seharusnya memiliki bau yang lebih menyengat seperti sulfur.
Adapun pantauan suarasurabaya.net, semburan bercampur gas di sungai kawasan Rungkut Madya telah berhenti sejak pukul 16.15 WIB.
Sementara sebelumnya, Muhammad Rais Effendi Division Head Regional Support and Service PGN SOR III menyebutkan kalau semburan bercampur gas di kawasan Rungkut, tidak ada indikasi bahwa gelembung tersebut muncul dikarenakan kebocoran jaringan pipa PGN.
Dia juga menyebut penyaluran gas ke pelanggan di sekitar lokasi tetap aman, dan tidak ada indikasi kebocoran dari jaringan pipa PGN.(kir/iss)