Jumat, 3 Oktober 2025

PBB Desak Israel Hormati Hukum Laut Internasional Usai Serangan Israel ke Kapal Bantuan Gaza

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Farhan Haq juru bicara PBB. Foto: Antara

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (18/9/2025) mendesak semua pihak khususnya Israel untuk menghormati hukum laut internasional serta memperingatkan agar tidak ada warga sipil yang menjadi korban.

Hal itu disampaikan PBB lewat Farhan Haq juru bicaranya, setelah serangan terbaru Israel terhadap Global Sumud Flotilla, armada kapal pembawa bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza.

“Sudah seharusnya hukum yang berlaku di perairan internasional dihormati,” kata Farhan Haq dalam konferensi pers seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Ia menegaskan prioritas utama PBB adalah memastikan keselamatan orang-orang di atas kapal. “Kami berharap mereka diperlakukan dengan adil, penuh hormat, serta dengan menjunjung hak dan martabatnya,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan apakah serangan Israel melanggar hukum internasional, Haq menyebut “Kami memahami adanya Hukum Laut, dan kami percaya semua negara wajib mematuhinya.”

Haq juga menyinggung klaim Israel soal “koridor keamanan”, namun ia menekankan bahwa fokus PBB adalah menjamin tidak ada satu pun penumpang kapal kemanusiaan yang disakiti. “Kami ingin semua upaya menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza didukung sepenuhnya,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah kehadiran armada kapal itu memicu eskalasi, Haq menolak anggapan tersebut. “Tidak. Kami tidak menganggap (kejadian) Flotilla ini sebagai eskalasi. Mereka adalah aksi damai non-kekerasan, dan yang terpenting tidak ada peserta yang dirugikan,” jelasnya.

Ia kembali menegaskan posisi PBB: “Orang-orang yang hanya membawa bantuan kemanusiaan seharusnya tidak diganggu.”

Sebelumnya, pasukan laut Israel menyerang armada Flotilla saat mendekati pantai Gaza pada, Rabu (1/10/2025) malam,  dan menahan sedikitnya 443 aktivis di dalam kapal, kata penyelenggara.

Komite Internasional untuk Membebaskan Gaza (ICBSG) mengonfirmasi bahwa 22 kapal telah diserang dan disita Israel. Dari jumlah tersebut, 19 kapal telah teridentifikasi, sedangkan sisanya belum terdokumentasi.

Dari empat kapal yang masih tersisa, dua kapal pendukung memutuskan kembali, sementara kapal Marinet tetap berlayar menuju Gaza meski mengalami keterlambatan akibat masalah teknis.

Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis itu berangkat pada akhir Agustus. Ini menjadi yang pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir sekitar 50 kapal berlayar bersama menuju Gaza dengan ratusan pendukung sipil.

Israel telah mempertahankan blokade terhadap Gaza yang berpenduduk hampir 2,4 juta jiwa selama hampir 18 tahun. Situasi makin diperparah sejak Maret lalu ketika Israel menutup perlintasan perbatasan dan menghentikan pasokan makanan serta obat-obatan, membuat wilayah itu terjerumus dalam ancaman kelaparan.

Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 66.200 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. PBB serta lembaga hak asasi manusia berulang kali memperingatkan Gaza kini kian tidak layak huni dengan kelaparan dan penyakit yang cepat menyebar. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Jumat, 3 Oktober 2025
35o
Kurs