Sabtu, 26 Juli 2025

Pelabuhan Ketapang Masih Antre Panjang, Lantamal V Tunggu Arahan Pusat Soal Pengerahan KRI

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Antrean di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi yang terjadi hingga, Kamis (24/7/2025) malam. Foto: Eka Rios via WA SS

Kemacetan parah dikeluhkan masih terjadi di jalur pantura Situbondo menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pada Kamis (24/7/2025). Antrian kendaraan, terutama truk dan tronton, dilaporkan mengekor hingga belasan kilometer akibat padatnya arus penyeberangan menuju Bali.

Terkait masukan agar pihak TNI menurunkan kapal perang (KRI) untuk membantu penyeberangan dan distribusi, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Arya Delano Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) V, mengatakan masih menunggu keputusan dari komando atas.

“Untuk sementara masih kami menunggu dari komando atas terkait situasi karena informasi yang ada masih bisa terdukung dengan sarana kapal ferry yang ada milik ASDP,” ujarnya waktu dihubungi Radio Suara Surabaya, Kamis malam.

Ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih fokus membantu pengaturan lalu lintas dan kelancaran operasional pelabuhan selama 24 jam. Dia menambahkan bahwa Pemkab Banyuwangi bersama Forkopimda sudah mendiskusikan atau merapatkan terkait situasi yang ada ini.

“Dengan pihak Forkopimda dan baik dari Lanal, Kodim, Polres dan anggota kami yang di Lanal Banyuwangi masih membantu kegiatan itu untuk melancarkan selama 24 jam secara bergantian,” katanya.

BACA JUGA: Pelabuhan Ketapang Kembali Alami Kepadatan 7-10 Kilometer Kemarin Malam Akibat Keterbatasan Armada Kapal

Adapun Laksma Arya menjelaskan, penumpukan ini karena kebijakan baru Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), merespon insiden tenggelamnya kapal beberapa waktu lalu yang memakan puluhan korban jiwa.

“Terjadinya penumpukan kemacetan ini memang karena diberlakukan dari KSOP terkait adanya kejadian yang beberapa waktu lalu, itu disebabkan adanya overload muatan di kapal yang terjadi beberapa waktu lalu yang tenggelam.” ujar Laksma Arya kepada Radio Suara Surabaya, Kamis malam.

Menurutnya, imbas dari insiden itu, KSOP kini menerapkan prosedur lebih ketat soal muatan kapal. Hal ini lah yang kemudian berdampak langsung pada waktu tunggu truk yang ingin menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

“Mengacu dengan situasi itu maka KSOP memberlakukan secara prosedur sesuai dengan loading masing-masing kapal. Nah itulah karena aturan yang berlaku memang akhirnya terjadi penumpukan di pelabuhan Ketapang,” jelasnya.

Laksma Arya mengungkapkan saat ini terdapat 19 kapal ferry milik ASDP yang dioperasikan. Rinciannya sebanyak 11 ferry khusus untuk menangani kendaraan besar seperti truk dan tronton, sedangkan delapan ferry sisanya melayani bus dan kendaraan pribadi.

“Untuk ferry yang melayani bus maupun kendaraan kecil sudah mulai lenggang. Tapi untuk truk maupun tronton ini masih berangsur sudah mulai jalan,” katanya.

Meski begitu, antrean masih panjang. Proses bongkar-muat yang ketat membuat waktu operasional setiap kapal menjadi lebih lama dari biasanya.

Laksma Arya berharap, dengan kapasitas armada yang ada, situasi di Pelabuhan Ketapang bisa segera terkendali dalam beberapa hari ke depan, meski tetap mengimbau masyarakat untuk bersabar.

“Tinggal pengaturan saja mungkin memang dengan adanya situasional ini butuh kesabaran. Karena saya yakin dalam beberapa hari ini mungkin akan terkendali dan bisa running sesuai dengan jadwal yang ada,” tutupnya. (bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 26 Juli 2025
26o
Kurs