
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya komitmen tidak akan menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), tapi mengoptimalkan pembayaran pajak dari hotel, restoran, dan pelaku usaha lainnya untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya minta kejujuran pengusaha untuk menyampaikan laporan pajak dengan jujur.
“Kalau kami tidak menaikkan PBB, tapi bagaimana orang yang punya kewajiban ada kejujuran untuk membayar kewajiban. Contoh ketika ada pajak restoran atau pajak hotel, saya mohon ada kejujuran, jumlahnya berapa, ya sampaikan berapa, jangan dikurangi,” katanya, Jumat (15/8/2025).
Pajak yang dibayar para pengusaha itu, lanjutnya, sepenuhnya dipakai untuk membangun Kota Surabaya.
“Tapi kalau tidak ada kejujuran, maka sulit kita menyelesaikan kemiskinan,” ujarnya.
Pemkot Surabaya juga akan mempertahankan program pro-rakyat. Misalnya bantuan untuk warga miskin, sekolah gratis, hingga rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu).
“Semua ini tidak boleh hilang karena menjadi tanggung jawab negara,” katanya.
“Jadi yang kaya (mampu), bantulah yang tidak mampu. Dengan apa? Dengan kejujuran-kejujuran (bayar pajak) yang kita lakukan,” ujarnya.
Salah satu alasan pemkot dan DPRD Surabaya memilih skema pembiayaan alternatif untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, karena tidak ingin mengambil opsi kenaikan PBB.
“Kalau hari ini kita melakukan pembiayaan, karena saya tidak ingin memberatkan masyarakat Surabaya dengan menaikkan PBB dan lainnya,” ungkapnya.
Pembiayaan alternatif mempertimbangkan biaya saat ini dibandingkan jika proyek dikerjakan tiga tahun mendatang.
“Ternyata kalau dikerjakan 3 tahun ke depan, bunganya lebih besar. Maka kalau kita tidak mengerjakan infrastruktur (hari) ini, tidak ada perubahan di Kota Surabaya,” ujarnya.
“Tidak bisa bergerak ekonominya secara dahsyat tanpa dibantu oleh infrastruktur,” tegasnya.
Tapi ia menerangkan, setiap kepala daerah punya kebijakan masing-masing untuk meningkatkan PAD. Salah satunya menaikkan PBB.
“Ketika kita bisa mengoptimalkan (PAD) dari yang lainnya, kenapa kita harus menaikkan PBB,” kata dia.
“Banyak inovasi yang bisa kita lakukan. Surabaya bergeraknya melalui Kampung Pancasila. Intinya gotong royong, yang mampu membantu yang lemah,” tandasnya. (lta/iss)