Rabu, 29 Oktober 2025

Pemprov Jatim Berupaya Tingkatkan Produksi Susu Sapi untuk Kurangi Ketergantungan Impor

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu meninjau Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar yang telah menerapkan integrated farming dan masuk kategori menuju no waste energy di Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Foto: Humas Pemprov Jatim.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur optimistis bisa meningkatkan produksi susu nasional guna mengurangi ketergantungan impor susu.

Hal itu disampaikan Khofifah waktu meninjau Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar yang telah menerapkan integrated farming dan masuk kategori menuju no waste energy, di Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.

Khofifah menjelaskan, penerapan sistem tersebut berhasil membangun hilirisasi secara sistemik sehingga mampu meningkatkan produksi susu sapi perah secara signifikan.

Dengan produksi yang signifikan, Khofifah yakin ke depannya Jawa Timur dapat meningkatkan produksi susu nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor susu.

“Dengan bibit sapi perah yang memiliki genetik unggul, saat ini sapi perah yang sebelumnya produksi mulai dari 12 – 15 Liter menjadi 20 – 25 liter per hari. Dengan harapan kita akan bisa mengurangi impor susu, di mana saat ini kebutuhan susu di Indonesia, 65 persen masih impor,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).

Selain itu, Khofifah juga percaya produksi susu dari Jatim bisa memasok Industri Pengolah Susu (IPS) di Provinsi lain yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Berdasarkan data BPS RI tahun 2025, saat ini Jatim mampu memproduksi susu segar sebanyak 468.712 ton/tahun berkontribusi 58 persen terhadap produksi susu nasional sebesar 808.352 ton.

Selain memasok pasar domestik, Khofifah menyebut potensi pasar ekspor juga terbuka, khususnya ke Eropa berupa keju dari susu organik.

Menurutnya, KPSP Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan sudah menerapkan pemeliharaan sapi perah dengan sistem organik pada beberapa kelompok ternak.

“Mereka juga sudah mengembangkan pakan organik yang telah diassesment oleh Badan Standarisasi Pangan Organik. Jadi kalau kita memasarkan susu dengan pakan sapi organik saya rasa Pasar Eropa akan melirik ke sini, ini menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing dan peternak naik kelas,” jelasnya.

Gubernur Jatim melanjutkan, seluruh sapi perah di KPSP Setia Kawan dalam kondisi sehat dan bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Pemprov Jatim terus melakukan vaksinasi dan pemberian vitamin secara berkala kepada hewan ternak.

“Ketika ada titik temuan PMK, maka saya minta agar pasar hewannya ditutup sementara sampai semuanya clear untuk dilakukan vaksinasi dan vitamin baik sapi perah maupun sapi potong,” pungkasnya.(wld/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Rabu, 29 Oktober 2025
26o
Kurs