Senin, 27 Oktober 2025

Pesantren di Bandung Barat Roboh Akibat Cuaca Ekstrem, Satu Orang Meninggal Dunia

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi bangunan roboh akibat tanah longsor. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan berpetir berdampak signifikan hingga merobohkan bangunan pesantren dan merusak saluran irigasi di Jawa Barat.

Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama sejak Minggu (26/10/2025) memicu bencana di Kabupaten Bandung Barat dan Sukabumi.

BNPB mengonfirmasi tanah longsor yang dipicu hujan deras menghantam bangunan Pondok Pesantren At-Thohiriyah di Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, sehingga roboh dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

“Korban meninggal dunia sudah diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan,” kata Abdul Muhari dilansir dari Antara pada Senin (27/10/2025).

Pada hari yang sama, bencana banjir dan longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Desa Karangkapak, Cisolok, dan Cikahuripan hingga mengakibatkan sebanyak sebelas Kepala Keluarga (KK) harus dievakuasi akibat banjir dan tanah longsor tersebut.

Selain menggenangi permukiman warga, lanjutnya, banjir juga menyebabkan saluran irigasi Cimarinjung jebol dan menimbulkan kerusakan di kawasan wisata Pantai Karanghawu.

Genangan air dengan ketinggian 40–50 sentimeter juga sempat mengganggu akses jalan nasional di sekitar Hotel Kuda Laut Sukabumi.

Menurut Abdul Muhari, tim petugas gabungan telah melakukan upaya penanganan darurat, termasuk pembersihan material longsor dan pendataan kerusakan bangunan warga.

Hingga Senin pagi, tidak ada laporan tambahan korban jiwa dari dua lokasi yang dilanda bencana tersebut.

BNPB bersama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini masih melangsungkan operasi modifikasi cuaca dengan menyemai garam (NaCl) ke awan potensial untuk mengendalikan hujan di wilayah Jawa Barat. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Senin, 27 Oktober 2025
29o
Kurs