Nasaruddin Umar Menteri Agama (Menag) menyebut pondok pesantren (ponpes) kerap menjadi objek dalam kasus bullying atau perundungan.
Hal itu disampaikan Nasaruddin waktu menghadiri International Conference on Indonesian Islam, di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/11/2025).
“Sebetulnya kalau bullying itu ya aslinya bukan dari pondok pesantren, cuma pondok pesantrennya kadang-kadang jadi objek,” ujar Nasaruddin.
Meski masih ditemukan kasus perundungan di lingkungan pesantren, Nasaruddin menyebut pendaftar calon santri baru masih tinggi dari tahun ke tahun.
“Sehebat apapun pesantren jadi target dan jadi objek, tapi masyarakat juga akan menilai. Sekarang buktinya walaupun begitu, pondok pesantren sekarang ini peminatnya semakin bertambah,” jelasnya.
Nasaruddin menyampaikan, justru pendidikan umum saat ini mulai mengalami sepi peminat. Kata dia, minat masyarakat terhadap sekolah madrasah atau ponpes masih tinggi.
“Sebaliknya, pendidikan umum sekarang ini banyak yang gulung tikar, banyak yang krisis murid. Mereka itu lari ke madrasah, lari ke pondok,” tuturnya.
Menag juga mengklaim mengantongi data jumlah calon murid yang daftar di madrasah mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Karena itu masyarakat menilai anak saya nanti di masa depan seperti apa. Jadi kami punya data di Kementerian Agama bahwa peminat untuk masuk di madrasah itu semakin meningkat dari tahun ke tahun,” sebutnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin menyebut menyekolahkan anak ke pesantren merupakan hak orang tua di tengah ramainya isu miring soal kondisi lingkungan pesantren.
“Berarti masyarakat ini kan punya pilihannya sendiri. Kenapa mereka masuk ke madrasah, kenapa mereka masuk ke pondok pesantren, walaupun pun ada isu macam-macam ya. Mereka kan sangat objektif juga melihat,” tandasnya.(wld/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
