Kamis, 31 Juli 2025

Prabowo Izinkan Rumah Sakit Asing Buka di Indonesia, PERSI: Jangan Hanya di Kota Besar

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi rumah sakit. Foto: iStock

Prabowo Subianto Presiden mengungkapkan, rumah sakit (RS) dan klinik dari luar negeri kini diperbolehkan untuk membuka cabangnya di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan António Costa Presiden Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).

Prabowo menyampaikan sinyal bahwa jika perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa disepakati, maka RS-RS dari Eropa pun dapat beroperasi di Indonesia.

Prabowo Presiden menekankan keinginannya untuk melihat lebih banyak keterlibatan Eropa dalam perekonomian Indonesia. Ia menyatakan bahwa Indonesia juga siap berpartisipasi lebih aktif dalam perekonomian Eropa.

Menyikapi hal tersebut, dr. Hendro Soelistijono. MM., M.Kes Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur (Jatim) menjelaskan bahwa dari segi regulasi, investasi rumah sakit asing di Indonesia bukan hal baru dan selama ini tidak ada masalah.

“Saya yakin teman-teman di dalam negeri sudah siap. Baik untuk berkompetisi atau bahkan berkolaborasi untuk meningkatkan pelayanan di Indonesia, serta Surabaya pada khususnya,” kata Hendro dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Rabu (30/7/2025) pagi.

Namun Hendro menekankan pentingnya prinsip keadilan. Artinya, regulasinya harus adil dan setara, baik untuk RS dalam negeri maupun asing.

“Maksudnya, investasi yang digelontorkan dan yang dibuka oleh Presiden ini, jangan sampai nanti ada regulasi baru yang memberikan kemudahan-kemudahan,” harapnya.

Hendro juga mengingatkan bahwa rumah sakit pun diperbolehkan merekrut tenaga medis dari luar negeri, namun sebaiknya hanya untuk keahlian tertentu yang belum tersedia di Indonesia.

“Karena rumah sakit dalam negeri pun, di dalam regulasi, juga boleh menghadirkan SDM asing ya. Tetapi tentunya yang dihadirkan harapan kami adalah dokter-dokter asing, tenaga-tenaga medis asing yang kompetensinya yang tidak dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada di dalam negeri. Harapan kami, rumah sakit modal asing itu juga tetap menggunakan tenaga-tenaga medis juga yang berasal dari dalam negeri. Silakan saja, tidak ada masalah saya kira,” jabarnya.

Lebih lanjut, Hendro mengingatkan agar investasi rumah sakit asing tidak hanya terpusat di kota-kota besar seperti Surabaya, yang menurutnya sudah jenuh.

“Kalau hanya dibangun di kota besar, justru tidak sehat. Surabaya sudah sangat padat, kapasitas tempat tidur rumah sakit sudah mencukupi. Saya harap investasinya diarahkan ke daerah-daerah yang kekurangan fasilitas, terutama di Indonesia Timur,” ujarnya.

Menurut Hendro, daerah seperti Papua, Maluku, atau kabupaten di Jawa Timur yang belum memiliki RS tipe B atau swasta dengan fasilitas memadai, seharusnya diprioritaskan.

“Sehingga dengan dibukanya rumah sakit dengan investor modal asing ini, sebaiknya jangan diletakkan di daerah atau kota di mana dengan tingkat kepadatan rumah sakit yang cukup besar. Percuma saja nanti. Saya yakin Pak Presiden membuka modal asing itu untuk mendekatkan akses pelayanan, di tempat di mana tidak terjangkau oleh rumah sakit-rumah sakit yang selama ini ada,” jabarnya. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 31 Juli 2025
25o
Kurs