Minggu, 10 Agustus 2025

Pulang dari Taiwan, Pelajar Sidoarjo Luncurkan Gerakan Literasi Anak Jalanan “Bridge of Words”

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Azkarana Rectaversa Almadira pelajar kelas 12 SMAN 1 Sidoarjo (lima dari kanan) bersama anak-anak dalam program literasi di Surabaya, Minggu (10/8/2025). Foto: Bridge of Worlds

“Bridge of Words” sebuah gerakan kepedulian generasi muda terhadap isu literasi anak jalanan resmi diluncurkan di Gedung de Javasche Bank, Surabaya, Minggu (10/8/2025).

Proyek tersebut diprakarsai oleh Azkarana Rectaversa Almadira, pelajar kelas 12 SMA Negeri 1 Sidoarjo, yang baru saja pulang mewakili Indonesia dalam Asian Girls Campaign (AGC) 2025 di Taiwan.

“Ini merupakan kegiatan literasi yang misinya untuk meningkatkan motivasi anak-anak buat membaca, baik itu buku cerita atau pun buku yang lain-lainnya,” katanya.

Rana, sapaannya, mengatakan bahwa Bridge of Words berangkat dari pengalamannya mengikuti program di Taiwan dan diterapkan secara sederhana di Surabaya. Dalam program di Taiwan, Rana merupakan bagian dari 10 perempuan muda terpilih dari 10 negara Asia, yakni Indonesia, Malaysia, Kirgistan, Kazakhstan, Vietnam, Taiwan, Myanmar, Filipina, Pakistan, dan Sri Lanka, dalam merancang solusi sosial.

Rana mengikuti rangkaian pelatihan intensif berbasis Project-Based Learning (PBL) selama di Taiwan, yang mencakup pengembangan driving question, teknik design thinking, formulasi problem tree, serta pendekatan stakeholder mapping dan sustainability planning.

Selain itu, juga dapat pembekalan dari mentor sebuah platform digital global dan korporasi consumer good global berpengaruh, sesi cross-cultural awareness, dan lokakarya isu gender bersama lembaga The Garden of Hope Foundation.

Melalui metode itu, setiap peserta tidak hanya diminta memahami isu sosial yang mereka angkat, tetapi juga dimampukan menyusun proyek konkret yang terukur dan kontekstual untuk diterapkan di negara asal masing-masing.

Tim Bridge of Worlds bersama anak-anak jalanan dalam kegiatan literasi di Gedung de Javasche Bank, Surabaya, pada Minggu (10/8/2025). Foto: Dok. Bridge of Words

Bridge of Words, lanjut dia, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan), di mana Rana telah membangun kolaborasi dengan komunitas Save Street Child Surabaya (SSCS), Bibabuku, dan Kumpul Dongeng. Selain menggandeng komunitas, ia juga mengajak teman-teman SMA-nya sebagai relawan, serta melibatkan pendamping dari komunitas-komunitas tersebut.

Dalam project ini, bergabung juga Vania Winola seorang influencer pendidikan level nasional sebagai mentor dalam swai motivasi. Mahasiswi Unair yang punya 1,3 juta followers di Instagram itu juga dikenal sebagai content creator, penyanyi, komposer, penulis buku, peserta Clash of Champion, dan Duta SMA Nasional.

Dengan pendekatan yang kuat secara personal dan terstruktur secara sosial, ia mengatakan bahwa proyek tersebut tidak hanya menggerakkan hati, tapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran yang hidup dan memberdayakan.

Dalam proyek tersebut, ia merancang kegiatan literasi yang bisa dijalankan bersama komunitas, dengan format yang mudah diikuti dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di lapangan.

Ia menyebut, anak-anak mengikuti serangkaian kegiatan interaktif seperti story mapping, kuis analisis cerita, sesi motivasi, serta latihan menggambarkan alur tokoh, konflik, dan penyelesaian cerita secara visual dan menyenangkan.

“Dari kegiatan mendongeng itu juga ada sesi tanya-jawabnya, biar ada sesi interaktifnya, agar anak-anak bisa lebih mendalami apa isi ceritanya,” ujarnya.

Kegiatan tersebut, tidak hanya mengajarkan membaca dan menulis, tapi juga membangun keberanian anak-anak untuk berpikir kritis, bertanya, dan mengekspresikan pendapatnya secara terbuka.

Goal-nya itu biar anak-anak itu lebih punya skill analisis yang lebih mendalam,” katanya.

Rana menjelaskan bahwa model pembelajaran yang diterapkan menggabungkan stimulasi visual, diskusi kelompok, dan permainan kuis sebagai metode untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak.

“Kita tidak bisa menyuruh anak suka membaca hanya dengan buku. Kita harus hadir sebagai jembatan antara cerita dan rasa aman,” tuturnya

Proyek literasi itu, menjangkau lebih dari 210 anak dari komunitas Save Street Child Surabaya. Kegiatan itu, dilaksanakan setiap akhir pekan di lima titik utama kota Surabaya, yakni selain di JMP de Javasche Bank, kegiatan tersebut juga akan diadakan di beberapa tempat lain, yakni di Tidar, Jalan Blauran, Sawahan (24 Agutus 2025), Ambengan Taman Paliatif, Tambaksari (31 Agustus 2025), Gemblongan – Gg. Gemblongan VI, Bubutan (7 September 2025), dan Makam Rangkah – Jalan Kenjeran 113 A (14 September 2025).

Seperti diketahui, Rana juga merupakan murid beprestasi yang mendapat penghargaan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 berkat kontribusinya dalam mengangkat isu literasi dan dedikasinya sebagai pelajar yang aktif berprestasi di level nasional maupun internasional. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 10 Agustus 2025
30o
Kurs