
Sebanyak 84 guru Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta di Kota Surabaya mengikuti pelatihan intensif coding dan Artificial Intelligence (AI) di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, pada 7-11 Juli 2025.
Radius Setiyawan Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi UM Surabaya mengatakan, pelatihan itu merupakan hasil kolaborasi antara UM Surabaya melalui Lembaga Digitalisasi Teknologi Informasi (LDTI) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Tujuan utama pelatihan adalah meningkatkan kapasitas guru dalam merancang media pembelajaran interaktif berbasis teknologi, terutama di jenjang pendidikan dasar,” katanya, pada Jumat (11/7/2025).
Hasil dari pembelajaran 5 hari itu, kata dia, para guru berhasil menciptakan 15 produk game edukatif interaktif berbasis platform Scratch, sebuah alat pemrograman visual yang ramah bagi pemula.
Game-game tersebut mengintegrasikan materi pelajaran seperti Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan langsung diuji coba oleh siswa SD untuk melihat efektivitas dan keterlibatannya dalam proses belajar.
“Meski sebagian besar peserta tidak memiliki latar belakang di bidang teknologi informasi, mereka mampu menciptakan karya yang inovatif dan relevan dengan dunia anak,” ucapnya.
Lukman Hakim Kepala LDTI UM Surabaya mengatakan bahwa pelatihan itu akan menjadi program rutin kampus yang digelar setiap semester.
“Kegiatan ini akan kami integrasikan dengan kalender akademik sekolah dan kampus, sehingga implementasinya lebih sistematis dan berkelanjutan. Ini juga sejalan dengan program Kemendikbudristek,” ujarnya.
Pelatihan ini, kata dia, tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik langsung. Materi yang diajarkan mencakup dasar-dasar pemrograman, pengenalan kecerdasan buatan, hingga penerapan pembelajaran digital sederhana yang bisa diaplikasikan dengan mudah di ruang kelas.
Metode pelatihan mengacu pada pendekatan 4P, yakni Projek, Praktik, Pemecahan Masalah, dan Portofolio, serta pembelajaran berbasis internet dengan memanfaatkan perangkat sederhana.
“Bahkan, para guru diajak mengasah logika komputasional melalui aktivitas manual seperti menggunakan kertas warna, tanpa harus mengandalkan perangkat lunak atau komputer canggih,” jelasnya.
Seperti diketahui, program tersebut sekaligus menjadi bagian dari upaya mendukung visi Kemendikdasmen dalam memperkuat literasi digital sejak pendidikan dasar.(ris/iss/faz)