Sabtu, 25 Oktober 2025

Puluhan Tunanetra Mengaji Bersama dan Bagikan Santunan di Monkasel Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Salah satu peserta lomba cerdas cermat selebrasi ketika berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dalam rangkaian Festival Tunanetra Mengaji di Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, Sabtu (25/10/2025). Foto: Dimas Tri Agung Mg suarasurabaya.net

Puluhan penyandang tunanetra mengikuti Festival Tunanetra Mengaji yang digelar di Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, Sabtu (25/10/2025).

Kegiatan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap perjuangan tunanetra muslim dalam belajar membaca Al-Qur’an Braille, di tengah masih tingginya angka buta huruf Braille di Indonesia.

“Acara ini adalah perayaan atas perjuangan teman-teman tunanetra belajar Quran Braille. Karena 95 persen tunanetra di Indonesia masih belum bisa membaca Quran Braille,” kata Gusti Muhammad Hamdan, pendiri Kawan Netra sekaligus Ketua Yayasan Urunan Kebaikan, kepada suarasurabaya.net, Sabtu, (25/10/2025).

Gusti Mohammad Hamdan pendiri Kawan Netra sekaligus Ketua Yayasan Urunan Kebaikan saat diwawancarai. Foto: Dimas Tri Agung Mg suarasurabaya.net

Dalam festival tersebut, peserta tidak hanya mengikuti kegiatan mengaji bersama, tetapi juga berbagai lomba dan kegiatan sosial.

“Tadi ada santunan, lomba cerdas cermat, penghargaan santri terbaik, dan flashmob ngaji di depan Kapal Selam. Bahkan teman-teman tunanetra juga ikut berbagi sedekah untuk anak yatim piatu,” jelas Hamdan.

Menurutnya, kegiatan ini ingin menunjukkan bahwa penyandang tunanetra tidak selalu menjadi penerima bantuan. “Kami ingin menunjukkan bahwa tunanetra juga bisa memberi, bukan hanya tangan di bawah,” ujarnya.

Salah Satu peserta tunanetra juga ikut memberikan sumbangan untuk anak yatim piatu dalam acara Festival Tunanetra Mengaji di Monumen Kapal Selam (Monkasel), Surabaya, Sabtu (25/10/2025) Foto: Dimas Tri Agung Mg suarasurabaya.net

Hamdan sendiri menjelaskan, tingkat literasi Al-Qur’an Braille di Surabaya kini lebih baik dibandingkan rata-rata nasional.

“Kalau di Indonesia, 95 persen tunanetra belum bisa baca Al-Qur’an Braille. Tapi di Surabaya angkanya sekitar 83 persen. Artinya ada peningkatan karena kami bangun jejaring, pelatihan guru, sampai dukungan transportasi,” katanya.

Salah satu peserta lomba cerdas cermat saat menjawab pertanyaan dalam rangkaian Festival Tunanetra Mengaji di Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, Sabtu (25/10/2025).
Foto: Dimas Tri Agung Mg suarasurabaya.net

Ke depan, Kawan Netra berencana memperluas program ke berbagai daerah melalui kegiatan Safari Dakwah. Rencanaya satu tahun sekali, mereka akan berkeliling ke daerah lain untuk membangun gerakan serupa seperti di Surabaya.

Selain itu, Hamdan menyebut lembaganya juga terus melakukan pendampingan di berbagai bidang.

“Selain gerakan mengaji, kami juga bantu pelatihan digital, mobilitas, sampai pendampingan pendidikan untuk mereka yang kesulitan akses sekolah atau kuliah,” pungkasnya.(mas/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Sabtu, 25 Oktober 2025
31o
Kurs