
Para purna pekerja migran diajak untuk terjun ke dunia wirausaha sebagai langkah memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan daerah.
Hal tersebut disampaikan Abdul Kadir Karding Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) saat mengunjungi lokasi usaha konveksi milik Didi Kusnadi, seorang purna migran asal Cirebon, yang sebelumnya bekerja di Korea Selatan.
“Saya melihat langsung bagaimana purna migran mampu membangun usaha yang bukan hanya menguntungkan secara pribadi, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Karding dilansir dari Antara, Sabtu (17/5/2025).
Ia menjelaskan, usaha yang digeluti oleh purna migran asal Cirebon itu kini memiliki omzet ratusan juta rupiah per bulan, dan dikelola dengan sistem manajemen modern.
Menurut Karding, wirausaha merupakan salah satu bentuk pemberdayaan paling efektif bagi purna migran setelah kembali ke Tanah Air.
Oleh karena itu, ia mendorong pembentukan koperasi atau badan usaha bersama sebagai wadah kolaborasi dan penguatan ekonomi purna migran.
Karding mengatakan, pemberdayaan untuk purna migran bisa dilakukan melalui pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, hingga pembukaan akses permodalan.
“Kami juga ingin mereka terlibat dalam pelatihan vokasi, baik keterampilan kerja maupun bahasa,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa pengalaman para purna migran selama bekerja di luar negeri, termasuk penguasaan bahasa asing seperti Korea, dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelatihan bagi calon pekerja migran. (ant/saf/faz)