Minggu, 19 Oktober 2025

PWNU Jatim Kick Off Hari Santri Nasional di Unusa, Serukan Peradaban Mulia

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Jawa Timur menggelar Kick Off Hari Santri Nasional 2025 di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pada Minggu (19/10/2025). Foto: Unusa

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar Kick Off Hari Santri Nasional 2025 di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pada Minggu (19/10/2025).

Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU dalam peringatan Hari Santri Nasional ini, mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat persatuan dan bekerja bersama mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

“Mari kita berkonsolidasi, bersinergi dan berkolaborasi menuju bangsa yang maju dan beradab,” katanya, pada Minggu (19/10/2025).

Ia menekankan bahwa Hari Santri Nasional juga berkaitan dengan resolusi jihad yang diterbitkan pada 22 Oktober 1945. Oleh karena itu, peringatan hari santri menurutnya harus jadi momen untuk meneguhkan kembali semangat mengawal kemerdekaan.

“Cita-cita itu bukan hanya untuk bangsa Indonesia atau kumpulan orang yang tinggal di Nusantara, namun sesungguhnya cita-cita itu merupakan miliki seluruh peradaban bangsa. Seperti yang ditegaskan pada Pembukaan UUD Republik Indonesia 1945,” ujarnya.

Pihaknya berharap, peringatan Hari Santri Nasional tahun ini yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia” tidak hanya menjadi simbol kebangkitan santri, tetapi juga momentum penguatan kontribusi pesantren dan perguruan tinggi NU dalam membangun peradaban Indonesia yang mulia dan berkelanjutan.

Sementara itu, Muhammad Nuh Rais Syuriyah PBNU sekaligus Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsis) mengatakan, pondok pesantren dan dunia pendidikan merupakan dua unsur utama dalam pembentukan peradaban mulia yang berpusat pada pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

“Peradaban mulia itu tertuju pada human capital. Dan bagian dari human capital itu adalah pondok pesantren dan dunia pendidikan,” ucapnya.

Nuh menceritakan bahwa NU memiliki sejarah panjang dalam mengelola pesantren dengan baik. Tapi ia menekankan, agar tidak tertinggal oleh perubahan zaman, kalangan pesantren juga perlu memperkuat kemajuan berpikir melalui jalur pendidikan formal.

“NU sangat bagus dalam pengelolaan pondok pesantren, namun untuk mengikuti perkembangan zaman perlu juga dengan kemajuan berpikir. Itu ada dalam bidang pendidikan, dan karena itu pula Unusa didirikan,” ungkapnya.

Berdirinya Unusa, kata dia, juga menjadi inspirasi bagi munculnya berbagai universitas berbasis NU di daerah lain, sebagai bentuk komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan dan peradaban bangsa. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 19 Oktober 2025
28o
Kurs