
Merayakan ulang tahun pertama, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen (UK) Petra diharapkan bisa menghadapi tantangan teknologi, salah satunya Artificial Intelligent (AI).
Prof Djwantoro Hardjito Rektor UK Petra mengatakan, profesi dokter juga tidak luput dari dampak AI.
“Kalau kita lihat sekarang di internet banyak sekali resume, khususnya untuk diagnosa penyakit umum, bisa diakses oleh masyarakat secara luas. Padahal, untuk menyembuhkan penyakit, harus disesuaikan dengan kondisi pasien,” katanya, Minggu (8/6/2025).
Meski begitu, Djwantoro mengungkapkan bahwa ini adalah tantangan tersendiri bagi dokter. Munculnya teknologi AI, harusnya bisa menjadi tools dalam menjalankan profesi.
“AI memang bisa jadi ancaman juga bagi profesi dokter. Tetapi sebaliknya, dengan memanfaatkan AI, itu bisa jadi peluang atau kesempatan untuk jadi dokter yang unggul,” ungkapnya.
Selain teknologi, tantangan menjadi dokter di era sekarang adalah banyaknya masyarakat yang memilih berobat di luar negeri karena teknologi dan tenaga yang dinilai lebih mumpuni.
“Karena itu, kami berharap ulang tahun pertama ini jadi awal yang luar biasa untuk perkembangan kedokteran, tidak hanya di UK Petra, tetapi juga Surabaya dan Indonesia. Kami berharap Petra bisa jadi leading, juga bersama dengan fakultas kedokteran lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Surabaya dan di Indonesia,” jelasnya.
Untuk diketahui, perayaan ulang tahun pertama FK UK Petra mengambil tema tentang “Trilogy of Health” yang sekaligus ingin menunjukkan komitmen untuk bisa menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia.
Membawa semangat “More Than a Doctor”, FK UK Petra berkomitmen mencetak lulusan dokter yang unggul, baik secara akademik maupun kepedulian sosial. (kir/saf/ham)