Rabu, 26 November 2025

Remaja Putri “SMA Double Track” Jatim Unggul dalam Penguasaan STEM

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Aries Agung Paewai Kepala Dindik Jatim saat menyerahkan piagam penghargaan untuk salah satu peserta Demo Day, Rabu (26/11/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Remaja putri di Jawa Timur menunjukkan dominasi baru di bidang sains dan teknologi. Menurut Arie Rukmantara Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, dari delapan ribuan peserta yang mengikuti program SMA Double Track, 60 persen di antaranya, adalah remaja putri.

“Ternyata, setelah program SMA Double Track ini dijalankan selama kurang lebih empat tahun dijalankan, remaja putri di Jatim bisa menguasai bidang Science, Technology, Engineering, dan Math (STEM),” katanya, ditemui dalam Demo Day di Surabaya, Rabu (26/11/2025).

Program SMA Double Track merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, UNICEF, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, yang memungkinkan siswa SMA belajar keahlian layaknya SMK, terutama dalam Digital Skill.

Arie Rukmantara Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa saat diwawancara awak media. Foto: Akira suarasurabaya.net

Arie menerangkan, gelaran Demo Day di Surabaya sekaligus menjadi perayaan empat tahun kemitraan juga afirmasi terhadap remaja putri yang akhirnya bisa menguasai STEM.

​Selama empat tahun, program itu mampu mengubah anak-anak yang awalnya belum melek teknologi, kini menjadi inovator. Bahkan, dalam Demo Day kali ini, karya-karya seperti aplikasi Internet of Things (IoT), robotik, website, dan produk digital yang dipamerkan, semuanya dibuat oleh siswa-siswi di Jatim.

Yaisi Azzahra salah seorang siswa dari SMAN 1 Widodaren Ngawi, mengaku materi digital skill yang diajarkan melampaui pelajaran TIK di sekolah.

“Kami tidak hanya belajar konsep, tapi juga membuat dan mengembangkan ide baru dengan menggunakan teknologi IoT, optik, pengembangan aplikasi, hingga pembuatan situs,” terangnya.

Siswa yang juga peserta program SMA Double Track itu telah menghasilkan sejumlah aplikasi seperti, SIMART dan Scrolling, serta beberapa laman web, termasuk “Serasada” dan layanan masyarakat “Dokter Rajuman”.

Mereka juga mengembangkan produk IoT, seperti Smart Fishpond dan Tanuk Box, yang memadukan sensor, sistem otomatisasi, serta pemantauan berbasis ponsel.

Beberapa hasil karya siswa program SMA Double Track yang dipamerkan dalam Demo Day, Rabu (26/11/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Dari 200 lebih sekolah yang mengajukan proposal, hanya tujuh sekolah terpilih yang dinilai paling unggul, karena konsisten dan inovatif.

​”Mereka yang konsisten, seperti siswa kelas XII yang mengajarkan adik kelasnya, dan guru yang terus upgrade ilmu dari coding ke AI, sangat kami apresiasi,” tambah Arie.

Menurutnya, STEM bukan sekadar tren, melainkan bekal penting yang harus dimiliki anak-anak untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Bukan hanya melek teknologi, nantinya anak-anak juga akan tercetak menjadi generasi yang humanis dan berempati,” tutupnya.(kir/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 26 November 2025
27o
Kurs