Muhaimin Iskandar atau Cak Imin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyindir tokoh pemimpin yang tengah berkonflik harus diganti dengan santri muda yang memiliki masa depan.
Pernyataan itu dilontarkan Cak Imin saat meresmikan groundbreaking pembangunan Gedung Baru Al Khoziny Sidoarjo, Kamis (11/12/2025). “Kalau ada pemimpin yang geger-gegeran (berkonflik) itu pemimpin masa lalu. Nggih nopo nggih? Nggih (iya atau iya),” ujar Cak Imin di Sidoarjo.
Menurut Cak Imin, pemimpin berkonflik adalah orang-orang lama yang seharusnya diganti dengan para santri baru. “Pemimpin kok geger-gegeran (berkonflik) itu berarti masa lama. Harus diganti oleh santri-santri yang memiliki masa depan seperti yang ada di sini,” ucapnya.
Menko PM itu mengaku sudah sering berkonflik dan merasa kapok. Namun Cak Imin menyebut masih ada segelintir orang yang tidak belajar dari pengalaman sehingga masih mengalami perseteruan.
“Saya wani ngomong ngene soale yo wis tau gegeran juga (saya berani ngomong gini karena sudah pernah berkonflik juga). Wis kapok gegeran (sudah kapok berkonflik),” tuturnya.
“Wis pengalaman gak belajar-belajar malah diulangi neh. Aku gak cerita sopo maksude, wes eroh dorong? (Sudah pengalaman, gak belajar-belajar malah diulangi lagi. Aku gak cerita siapa maksudnya, sudah tau belum?),” sambungnya.
Meski tidak menyebut nama secara spesifik, namun diduga yang dimaksud Cak Imin adalah perseteruan yang saat ini sedang terjadi di tubuh struktural PBNU. Diketahui perseteruan itu bermula dari beredarnya dokumen risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025 lalu.
Isi dokumen risalah yang ditandatangani KH Miftachul Akhar Rais Aam PBNU itu meminta KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya Ketua Umum PBNU supaya mundur dari jabatannya.
Dokumen itu juga menyebut alasan agar Gus Yahya mundur dari Ketum PBNU karena memiliki keterkaitan dengan jaringan zionisme internasional, serta dinilai melanggar tata kelola keuangan PBNU.
Kemudian KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU sendiri menegaskan bahwa sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Berikutnya pada Selasa (9/12/2025) malam di Jakarta, PBNU menggelar rapat pleno dan memutuskan Kiai Zulfa Mustofa menjadi Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan Gus Yahya.
Merespon hal tersebut, Gus Yahya menolak hasil Rapat Pleno Syuriah PBNU yang menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Pj ketua umum. Dia menyebut, jabatannya hanya bisa diganti lewat muktamar sebagai forum tertinggi musyawarah partai.
Gus Yahya juga menegaskan bahwa dirinya telah menjadwalkan rapat pleno tandingan pada, Kamis (11/12/2025), dan mengaku turut mengundang Zulfa Mustofa untuk hadir.(wld/bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
