Selasa, 9 Desember 2025

Riset: Konten Mencemaskan Tak Turunkan Loyalitas Pendengar Radio Suara Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Prof. Burhan Bungin pakar komunikasi dari Universitas Ciputra Surabaya ketike memaparkan hasil penelitian tentang Radio Suara Surabaya. Foto: Wilda Aulia suarasurabaya.net

Konten siaran Radio Suara Surabaya yang berisi kejadian mencemaskan seperti kemacetan, kecelakaan, banjir, hingga gangguan pelayanan publik, tidak menurunkan loyalitas pendengar. Itu terungkap dalam hasil penelitian Prof. Burhan Bungin pakar komunikasi dari Universitas Ciputra Surabaya.

Hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kombinasi kuantitatif dan kualitatif itu dipaparkan di Radio Suara Surabaya, Selasa (10/12/2025), di hadapan manajemen dan redaksi.

Dalam riset Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra itu, 215 pendengar aktif menjadi responden dengan masing-masing menjawab 30 pertanyaan. Mayoritas berusia 16–25 tahun (40 persen), diikuti usia 47–55 tahun (30 persen). Sebanyak 87 persen responden mendengarkan program Kelana Kota dan 67 persen mengakses siaran melalui frekuensi 100 FM.

“65 persen pendengar mendengarkan informasi soal kemacetan, 57 persen soal kecelakaan,” jelasnya.

Sebanyak 70,1 persen responden menilai siaran Radio Suara Surabaya masih sangat bermanfaat dan menyenangkan untuk menunjang aktivitas harian. Mereka menganggap Radio SS sebagai alat navigasi kota yang membantu menyesuaikan mobilitas.

Yang menarik, lanjutnya, meski informasi yang disiarkan kerap mengandung kecemasan, mayoritas pendengar tetap bertahan mengikuti siaran Radio SS. Bahkan, sebagian di antaranya semakin fokus ketika kota dalam kondisi darurat. Kalau pun berpindah kanal, perpindahan hanya bersifat sementara.

“Ini yang kami sebut switching afektif. Mereka pindah untuk memulihkan emosi, tapi kembali lagi karena percaya pada informasi Radio SS,” tegas Prof. Burhan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa cara penyiar menyampaikan informasi turut memengaruhi persepsi pendengar (34,9 persen), dan hampir separuh responden berharap Radio SS terus melakukan inovasi agar informasi yang menegangkan dapat tersampaikan lebih menenangkan tanpa mengubah karakter kontennya (44,6 persen).

Sistem siaran dua arah yang melibatkan warga disebut menjadi pembeda utama Suara Surabaya, dan membuat tetap relevan di tengah banyaknya media digital berkembang.

“Sekitar 76 persen tetap setia, 19 persen lebih fokus saat Radio SS menyiarkan siaran darurat,” ungkapnya.

“Konten mencemaskan dipahami sebaagai sesuatu yang harus diketahui bukan dihindari,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 9 Desember 2025
26o
Kurs