Jumat, 24 Oktober 2025

Rusia Desak Seluruh Pihak Patuhi Gencatan Senjata Gaza, Minta Penghambat Masuknya Bantuan Dicabut

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan dan bahan bakar berbaris di perlintasan menuju Jalur Gaza di perbatasan Rafah di sisi Mesir pada 17 Oktober 2025, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Foto: Reuters

Rusia mendesak seluruh pihak yang terlibat dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk mematuhi isi perjanjian secara penuh dan konsisten.

Seruan itu disampaikan oleh Vassily Nebenzia, Duta Besar Rusia untuk PBB dalam konferensi pers di Dewan Keamanan PBB, Kamis (23/10/2025).

“Kami mendesak semua pihak untuk mematuhi perjanjian ini secara ketat,” ujar Nebenzia seperti dilansir kantor berita Sputnik.

Ia menegaskan bahwa permusuhan tidak boleh dilanjutkan dalam kondisi apa pun.

Selain menekankan pentingnya kepatuhan terhadap gencatan senjata, Nebenzia juga menyerukan agar semua hambatan terhadap aliran bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke Gaza segera dicabut.

“Sangat penting untuk menghilangkan sisa hambatan bagi bantuan kemanusiaan dan bertindak sesuai rencana respons kemanusiaan PBB selama 60 hari,” katanya.

Menurut Nebenzia, pengiriman bantuan kemanusiaan telah menunjukkan momentum positif yang harus dijaga.

Rencana respons kemanusiaan PBB selama 60 hari tersebut disampaikan oleh Tom Fletcher Wakil Sekretaris Jenderal PBB, yang bertujuan meningkatkan bantuan ke Gaza melalui ratusan truk setelah gencatan senjata tercapai.

Inisiatif ini memungkinkan pengiriman 170.000 ton kebutuhan pokok untuk 2,1 juta orang, serta dukungan nutrisi bagi 500.000 warga di wilayah yang masih diblokade Israel itu.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza sendiri ditandatangani pada 13 Oktober 2025 oleh Donald Trump Presiden Amerika Serikat, Abdel Fattah el-Sisi Presiden Mesir, Tamim bin Hamad Al Thani Emir Qatar, dan Recep Tayyip Erdogan Presiden Turki.

Sebagai bagian dari implementasi kesepakatan tersebut, Hamas telah membebaskan 20 sandera yang masih hidup yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

Sebagai gantinya, Israel membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza serta 250 tahanan Palestina dengan hukuman jangka panjang.

Selain itu, Hamas kini juga tengah mengembalikan jenazah para sandera yang meninggal selama masa penahanan ke pihak Israel. Berdasarkan perjanjian, gerakan tersebut wajib menyerahkan seluruh 28 jenazah yang tersisa. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Surabaya
Jumat, 24 Oktober 2025
34o
Kurs