
Rusia meningkatkan serangan terhadap Ukraina dengan meluncurkan jumlah drone dan rudal terbanyak dalam satu malam sejauh ini.
Dilansir dari BBC pada Minggu (25/5/2025), setidaknya 12 orang meninggal, termasuk tiga anak-anak, serta puluhan lainnya terluka, menurut pejabat Ukraina.
Serangan ini menjadi serangan besar kedua dalam 48 jam terakhir, setelah ibu kota Ukraina, Kyiv, dihantam salah satu serangan udara terberat sejak dimulainya invasi Rusia.
Serangan pada Sabtu (24/5/2025) malam itu terjadi di tengah Rusia yang terus mengabaikan seruan untuk gencatan senjata.
Volodymyr Zelensky Presiden Ukraina mengatakan, tim penyelamat tengah bekerja di lebih dari 30 kota dan desa yang terdampak serangan besar-besaran tersebut.
“Rusia terus melanjutkan perang ini dan melakukan pembunuhan setiap hari,” kata Zelensky dalam sebuah pernyataan pada Minggu pagi.
“Dunia mungkin melanjutkan aktivitasnya selama akhir pekan, tetapi perang ini terus berlanjut, tanpa peduli akhir pekan atau hari kerja. Ini tidak bisa diabaikan,” tegasnya.
Ukraina kembali mendesak negara-negara sekutunya untuk memberi tekanan lebih besar kepada Moskow agar segera terlibat dalam gencatan senjata.
Zelensky juga menyatakan bahwa “Diamnya Amerika hanya akan memberi semangat kepada Putin,” merujuk pada sikap Donald Trump Presiden AS, yang mengatakan bahwa Putin tertarik untuk mengakhiri perang. (saf/ham)