Sabtu, 26 Juli 2025

Sejarah Hari Kebaya Nasional yang Dirayakan Setiap 24 Juli

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) Jawa Timur pamerkan tren busana batik dan kebaya tahun depan, Sabtu (23/12/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Hari Kebaya Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 Juli merupakan tonggak penting dalam upaya pelestarian kebaya sebagai warisan budaya bangsa. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023, dan menjadi wujud nyata komitmen negara dalam merawat kekayaan budaya Indonesia.

Melansir Antara, meski bukan merupakan hari libur nasional dan baru ditetapkan dua tahun lalu, antusiasme masyarakat terhadap peringatan Hari Kebaya Nasional kian meningkat.

Tidak hanya digelorakan oleh para penggiat budaya, euforia ini juga meluas hingga generasi muda yang kini mulai bangga mengenakan kebaya sebagai bagian dari identitas nasional.

Kebaya kini tidak lagi identik dengan kesan kuno. Sebaliknya, pakaian tradisional ini justru tampil modern melalui beragam inovasi dan modifikasi, sehingga menjadikannya busana yang inklusif dan relevan digunakan dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun informal.

Akar sejarah Hari Kebaya Nasional
Penetapan Hari Kebaya Nasional memiliki akar sejarah yang panjang dan bermakna. Semuanya bermula dari penyelenggaraan Kongres Wanita Indonesia (KWI) ke-10 pada tahun 1964. Saat itu, seluruh peserta kongres mengenakan kebaya sebagai bentuk penghormatan kepada Fatmawati Soekarno Ibu Negara yang dikenal anggun dengan balutan kebaya.

Ir. Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia,  turut menghadiri acara tersebut dan menyampaikan pernyataan penting bahwa revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa peran perempuan. Momentum inilah yang kemudian dijadikan dasar penetapan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional oleh Joko Widodo Presiden pada tahun 2023.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari Keppres tersebut, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo  Ketua Umum menjadi pelopor peringatan Hari Kebaya Nasional pertama pada 24 Juli 2024 di Istora Senayan, Jakarta. Acara tersebut mengusung tema “Lestarikan Kebaya, dengan Bangga Berkebaya” dan dihadiri oleh 9.250 perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Para peserta tampil anggun dengan beragam kebaya daerah, sebagai simbol kekayaan budaya dan semangat persatuan bangsa. Peringatan bersejarah itu juga dihadiri langsung oleh Joko Widodo Presiden, Iriana Joko Widodo Ibu Negara, para menteri, duta besar, serta tokoh-tokoh perempuan nasional.

Kebaya sebagai warisan budaya dunia
Kebaya kini telah mendapat pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Pengakuan tersebut merupakan hasil kolaborasi lima negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus membuka ruang kolaborasi budaya antarnegara yang lebih erat.

Tidak hanya sebagai simbol identitas perempuan Indonesia, kebaya juga menjadi medium untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dalam konteks kekinian, gerakan “Selasa Berkebaya” menjadi upaya konkret untuk menghidupkan kembali tradisi berkebaya dalam kehidupan sehari-hari.

Makna penetapan Hari Kebaya Nasional
Hari Kebaya Nasional bukan sekadar peringatan simbolik, melainkan memiliki makna dan tujuan strategis, antara lain:

  1. Meningkatkan kesadaran budaya – Menanamkan pemahaman bahwa kebaya adalah bagian penting dari identitas nasional yang patut dibanggakan dan dilestarikan.
  2. Mendorong pelestarian budaya – Memberikan ruang bagi masyarakat untuk terus memakai dan merawat kebaya sebagai busana warisan budaya.
  3. Menumbuhkan nasionalisme – Memakai kebaya dapat menjadi wujud kecintaan terhadap tanah air dan simbol Bhinneka Tunggal Ika.
  4. Menggerakkan ekonomi kreatif – Meningkatnya minat terhadap kebaya juga berdampak pada pertumbuhan industri busana tradisional dan UMKM yang bergerak di sektor tersebut.

Sejarah mencatat bahwa kebaya telah hadir di Indonesia sejak abad ke-15 hingga ke-16. Beberapa sumber menyebut bahwa kata “kebaya” berasal dari berbagai akar bahasa, termasuk Bahasa Arab “kaba” yang berarti pakaian, Bahasa Portugis “caba” atau “cabaya” yang berarti tunik, serta pengaruh dari budaya Tiongkok.

Seiring perjalanan waktu, kebaya telah mengalami banyak perubahan, dari yang semula hanya digunakan dalam upacara adat, kini telah menjadi simbol modernisasi budaya yang melebur dalam berbagai gaya dan tren fesyen kontemporer.

Peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh setiap 24 Juli sejatinya bukan hanya tentang busana, melainkan tentang semangat kebersamaan, peran perempuan, dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Melalui kebaya, Indonesia merayakan keberagaman dan memperkuat persatuan. Oleh karena itu, Hari Kebaya Nasional merupakan momentum penting bagi seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga dan membanggakan kebaya sebagai warisan budaya yang mempererat jati diri Indonesia.(ant/dis/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 26 Juli 2025
27o
Kurs