
Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah usai salat Asar, jemaah haji secara bertahap berpindah menuju Muzdalifah untuk melaksanakan Mabit pada 10 Zulhijah, Jumat (6/6/2025).
Mabit atau menginap di Muzdalifah merupakan salah satu rukun wajib dalam ibadah haji. Setiap jemaah diwajibkan singgah di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Apabila rukun ini ditinggalkan, ibadah haji dianggap tidak sah, dan jemaah wajib membayar dam (denda).
Anjuran mabit di Muzdalifah juga termaktub dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surah Al-Baqarah ayat 199, yang berbunyi: “Dan bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mabit di Muzdalifah dapat dilakukan dengan singgah meskipun hanya sebentar. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbitnya matahari pada keesokan harinya. Selama bermalam di Muzdalifah, jemaah diperbolehkan beristirahat dan tidur setelah menyelesaikan persiapan untuk melempar jumrah. Meski demikian, jemaah dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah guna memperkaya nilai ibadah.
Jemaah haji dianjurkan untuk melaksanakan sejumlah amalan sunnah selama mabit di Muzdalifah, seperti memperbanyak istighfar, zikir, dan membaca talbiyah. Berikut adalah dua amalan utama yang dianjurkan:
1. Memungut Kerikil untuk Lempar Jumrah
Selama berada di Muzdalifah, jemaah disunnahkan memungut kerikil berukuran kecil sebagai persiapan untuk melempar jumrah pada tanggal 11 hingga 13 Dzulhijjah. Jumlah kerikil yang diperlukan adalah 70 butir untuk tiga hari pelaksanaan. Rinciannya, pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah melemparkan 7 kerikil untuk Jumrah Aqabah. Kemudian, pada tanggal 11 hingga 13 Dzulhijjah, jemaah melemparkan masing-masing 21 kerikil untuk Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah, dengan total 63 kerikil.
2. Memperbanyak Zikir dan Doa
Jemaah dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, dan doa selama berada di Muzdalifah. Amalan ini bertujuan menjaga hati agar senantiasa mengingat Allah. Selain itu, melantunkan tahlil, tahmid, dan istighfar menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jemaah juga dianjurkan memperbanyak doa guna memohon keberkahan dan ampunan selama berada di tempat yang mulia ini.
Dengan melaksanakan amalan-amalan tersebut, jemaah haji dapat memaksimalkan keberkahan ibadah di Muzdalifah sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji yang penuh makna.(ain/iss)