Senin, 23 Juni 2025

Siswa SMP di Surabaya Meninggal usai Diduga Tersengat Listrik di Sekolah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi jenazah. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Peristiwa nahas dialami inisial SSH (15 tahun) siswa kelas IX dari salah satu SMP Swasta di Kota Surabaya yang tewas setelah tersengat listrik kabel AC di sekolahnya pada 28 Maret 2025 lalu.

Tanu Hariadi ayah korban mengutarakan, peristiwa itu terjadi saat anaknya bersama sejumlah teman berniat mengerjakan tugas kelompok ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sekolah yang saat itu sedang kondisi libur.

Saat itu korban dan teman-temanya memutuskan untuk mengerjakan tugas PJOK di rooftop lantai IV bagian sekolah SMA.

Menurut cerita Hariadi, korban saat itu sedang berjalan ke tepi rooftop dekat AC. Ia diduga mau menaruh ponsel untuk merekam kegiatan mereka.

Namun SSH diduga tak sengaja menginjak kabel AC yang terkelupas kemudian tersengat listrik hingga teman-temannya mendengar teriakan korban.

“Teman-temannya bersaksi putra saya sempat berteriak aku kesetrum lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar,” kata Hariadi saat dikonfirmasi awak media, Kamis (8/5/2025).

Korban sempat dilarikan ke RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya oleh teman-temannya. Namun ia tak tertolong dan dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 12.35 WIB.

Ayah korban mengaku melihat sejumlah luka di bagian kaki korban dan punggung saat memandikan jenazahnya. “Saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya. Diduga, urat syarafnya putus,” katanya.

Sesudah kejadian itu pihak keluarga kemudian mendatangi sekolah untuk meminta penjelasan terkait kronologi yang dialami korban. Namun tidak ada tanggapan pada tanggal 7 April 2025.

Pihak keluarga akhirnya hanya bisa menggali peristiwa diduga tersengat listrik itu ke teman-teman korban.

“Hanya sebatas mendapat cerita tentang kehidupan S sehari-hari di sekolah. Padahal peristiwa itu terjadi di sekolah. Kalau ada empati datang ke rumah jelaskan, kami sebagai orang tua maka akan jatuh hatinya,” katanya.

Selain itu Hariadi juga membeberkan bahwa sebenarnya korban hendak mengerjakan tugas kelompok ke rumah salah satu teman. Tapi karena saran dari orang tua dan guru mereka akhirnya kerja kelompok di sekolah.

“Atas saran orang tua temannya yang juga guru di sekolah, mereka memutuskan mengerjakan tugas di sekolah karena dijanjikan disediakan tempat,” ungkapnya.

“Tapi saat di sekolah, ternyata kelas terkunci sehingga mereka mengerjakan tugas di rooftop lantai empat,” imbuhnya.

Pihak korban kemudian memperkarakan peristiwa ini ke Polrestabes Surabaya karena pihak sekolah tidak memberikan penjelasan terkait kejadian yang menimpa korban.

Ayah korban membuat laporan itu pada 10 April 2025 dan diterima oleh SPKT dengan nomor laporan STTLPM/549/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya.

Sementara itu, AKP Rina Shanty Dewi Kasi Humas Polrestabes Surabaya mengatakan bahwa lima orang saksi telah diperiksa atas peristiwa tersebut termasuk pihak sekolah.

“Sudah dilakukan klarifikasi saksi-saksi sebanyak lima orang termasuk dari pihak sekolah,” ucapnya. (wld/bil/ham)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 23 Juni 2025
31o
Kurs