Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan menyatakan akan mengikuti arahan Prabowo Subianto Presiden terkait penyelesaian utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh.
“Kalau saya mending nggak bayar, tapi itu kan ada kebijakan dari atas, Presiden dan lain-lain, berdiskusi. Tapi, ini belum diputuskan,” kata Purbaya, melansir Antara, Jumat (14/11/2025).
Menurut Purbaya, pembahasan saat ini cenderung mengarah pada pembagian peran bersama antara pemerintah dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Dalam konteks itu, Kemenkeu akan menanggung bagian proyek infrastruktur, seperti jalan maupun rel. Sedangkan bagian lain, seperti urusan rolling stock, bukan menjadi tanggungan Kemenkeu.
Namun, Purbaya mengatakan, belum ada keputusan final terhadap pembahasan itu.
“Rolling stock mereka yang menanggung. Tapi, saya belum mendapat kesimpulan. Maka saya bilang kalau nanti mereka diskusi ke sana, saya ikut. Saya mau lihat, jangan sampai saya rugi-rugi amat. Tapi kita lihat yang terbaik buat keuangan negara,” tuturnya.
Sebelumnya, Dony Oskaria Chief Operating Officer (COO) Danantara menyampaikan, Danantara bersama pemerintah akan berbagi peran dalam menangani utang Kereta Cepat atau Whoosh secara terukur.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prabowo Presiden, Whoosh telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan perekonomian, sehingga langkah penanganan utang tersebut menjadi bagian dari upaya menjaga keberlanjutan layanan transportasi modern tersebut.
Dalam rencana penyelesaian ini, Danantara akan fokus pada aspek operasional Whoosh agar layanan transportasi ini semakin optimal, efisien, dan mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah Jakarta-Bandung dan sekitarnya.
Sementara itu, pemerintah akan berperan dalam pengelolaan dan penguatan infrastruktur yang mendukung jalannya layanan kereta cepat tersebut.
Danantara berharap layanan Whoosh semakin diminati masyarakat, sekaligus menjaga keberlanjutan operasional yang efisien dan profesional.(ant/kir/faz)






