Selasa, 1 Juli 2025

Subsidi Listrik Diproyeksi Bertambah Menjadi Rp90,32 Triliun Tahun Ini

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi - Pekerja sedang melakukan instalasi dan reparasi jaringan listrik. Foto: PLN

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan alokasi subsidi listrik hingga akhir 2025 bertambah menjadi Rp90,32 triliun dari target awal Rp87,72 triliun.

Jisman Hutajulu Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mengatakan, pemicu utama kenaikan yakni pergerakan nilai tukar rupiah (kurs) dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang sangat fluktuatif.

“Ada hal yang mendasari kenapa outlook-nya lebih tinggi dari yang sudah disepakati dalam APBN. Ini terutama berkaitan dengan kurs dan ICP, ini sangat volatile dan tidak bisa kita kendalikan,” kata Jisman dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI yang membidangi energi, lingkungan hidup dan investasi di Jakarta, saat dilansir dari Antara, pada Senin (31/6/2025).

Selain itu, Jisman juga mengatakan bahwa peningkatan volume penjualan listrik turut berkontribusi pada pembengkakan subsidi.

Volume penjualan listrik terus meningkat signifikan, dari 55 TWh pada 2020 menjadi 71 TWh pada 2024.

Ia menyebut, untuk 2025, target penjualan ditetapkan 73,13 TWh. Namun, outlook penjualan listrik menunjukkan potensi kenaikan menjadi 76,63 TWh.

Menurutnya, peningkatan itu mengindikasikan adanya perbaikan aktivitas ekonomi yang mendorong konsumsi listrik masyarakat.

Kementerian ESDM melaporkan realisasi subsidi listrik per Mei 2025 telah mencapai Rp34,59 triliun, dengan volume penjualan subsidi sebesar 31,17 TWh.

Realisasi subsidi listrik tahun 2024 yang telah diaudit mencapai total Rp77,05 triliun.

Mayoritas penerima subsidi ini adalah rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA, yang porsinya mencapai 67,49 persen dari total subsidi.

Selain itu, bisnis kecil dan industri kecil juga menjadi bagian dari penerima subsidi.

Meski demikian, porsi subsidi listrik rumah tangga pada 2025 diproyeksikan sedikit menurun menjadi 64,1 persen dalam target APBN 2025.

Hingga Mei 2025, tercatat 24,75 juta pelanggan 450 VA dan 10,49 juta pelanggan 900 VA tidak mampu dari total 85,40 juta pelanggan rumah tangga.(ant/ris/ipg)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 1 Juli 2025
26o
Kurs