Minggu, 1 Juni 2025

Surabaya Genap 732 Tahun, Pemkot Sebut Angka Kemiskinan dan Stunting Alami Penurunan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya ketika memberi keterangan kepada awak media seusai resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), Sabtu (31/5/2025). Foto: Nova Trisya Kaka Mg suarasurabaya.net

Berada di puncak resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut angka kemiskinan dan stunting di Kota Pahlawan mengalami penurunan. Untuk kemiskinan, Eri mengungkapkan bahwa di Kota Surabaya saat ini berada di angka 3,9 persen.

“Kemiskinan Surabaya turun menjadi 3,9 persen, terendah sejak sebelum masa Covid-19,” katanya di Balai Kota Surabaya, Sabtu (31/5/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Surabaya tahun 2021 berada di angka 5,23 persen. Tahun 2022 di angka 4,72 persen. 2023 di angka 4,65 persen. Dan tahun 2024 turun lagi menjadi 3,96 persen.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa angka pengangguran terbuka di Kota Surabaya turut mengalami penurunan. Angka pengangguran terbuka Kota Surabaya berdasarkan data BPS pada tahun 2024 adalah 4,9 persen, sedangkan tahun 2023 berada di angka 6,79 persen.

Pihaknya menargetkan, angka pengangguran terbuka di Kota Surabaya secepatnya bisa turun di angka tiga persen.

“Target kita di bawah tiga sebenarnya ya. Hari ini sudah mencapai empat dari sembilan (persen). Ini kita akan turunkan lagi di bawah tiga di tahun ini,” katanya.

Untuk menekan angka pengangguran terbuka di Surabaya, ia menegaskan bahwa pihaknya memprioritaskan lapangan pekerjaan bagi warga asli Surabaya.

“Saya mohon maaf ya kepada warga non-Surabaya yang pindah ke Surabaya yang dapat KTP sejak tahun 2022. Saya tidak bisa menghitung mereka yang punya KTP di 2022 meminta pekerjaan meminta apa, kami mohon maaf. Karena saya akan mengutamakan orang Surabaya dulu menggunakan kekuatan APBD Surabaya, Padat Karya Surabaya itu untuk warga Surabaya. Karena hari ini penduduk kita naik dan itu rata dari luar Surabaya,” bebernya.

Selain fokus menurunkan kemiskinan, ia memastikan bahwa Pemkot juga berupaya meningkatkan derajat keluarga dengan pendidikan. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan seluruh anak-anak dari keluarga miskin bisa sekolah sampai jenjang perguruan tinggi.

“Karena kami tetap punya program satu keluarga miskin, satu sarjana. Tapi apakah kami ingin warga miskin dibantu terus? Kami berharap dan ingin warga miskin berubah tidak menjadi miskin,” tegasnya.

Sementara untuk angka stunting, Eri menyebut bahwa Kota Surabaya saat ini berada di angka 1,6 persen.

“Stunting kita turun jadi 1,6 persen, dan inilah yang membuat kita harus bisa terus menjadi satu keluarga besar,” ucapnya.

Angka stunting di Surabaya itu, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023 merupakan yang terendah di Indonesia.

Eri menegaskan, berbagai capaian yang didapat oleh Surabaya bukan karena upaya Wali Kota dan Wakil Wali Kota saja, melainkan upaya dari seluruh masyarakat Kota Surabaya.

Di momentum HJKS ke-732 ini, ia berharap masyarakat Surabaya bisa menguatkan persatuan, guyub rukun, dan senantiasa gotong royong untuk Surabaya yang lebih baik lagi ke depannya.

“Banyak hal yang sudah kita lewati di dalam masa 732 tahun ini. Di sinilah Surabaya harus bisa menjadi satu keluarga besar. Menjadikan Kota Surabaya ini Baiti Jannah di rumah kita semuanya. Dan saya matur nuwun kepada seluruh elemen yang ada di Kota Surabaya,” tandasnya.(ris/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Minggu, 1 Juni 2025
28o
Kurs