Surabaya meraih predikat kota terinovatif tingkat 1 nasional dalam Innovative Government Award (IGA) 2025. Capaian itu karena inovasi integrasi digital holistik bertajuk “One Data, One Map, One Policy“.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, dewan juri menilai inovasi itu sebagai solusi komprehensif yang mengubah cara kerja birokrasi dari sektoral menjadi terintegrasi penuh.
Strategi itu bukan sekadar digitalisasi, tapi pondasi pengambilan keputusan yang presisi untuk menjawab tiga tantangan ekonomi utama, yakni Ketahanan Pangan, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pengendalian Inflasi.
“Alhamdulillah, penghargaan IGA 2025 ini adalah validasi bahwa kita berada di jalur yang benar. Dengan One Data, One Map, One Policy, kebijakan pemerintah tidak lagi berdasarkan asumsi, tapi berbasis data riil dan peta spasial yang akurat,” kata Eri, Rabu (10/12/2025).
Melalui sistem terintegrasi, Pemkot Surabaya berhasil melakukan intervensi kebijakan terukur. Intervensi pertama terkait ketahanan pangan, pemetaan lahan produktif dan aset pemerintah dilakukan untuk urban farming yang digabungkan dengan data stok pangan, memastikan ketersediaan pangan di Surabaya selalu terjaga.
Strategi selanjutnya, menekan laju inflasi, dilakukan dengan pemantauan harga komoditas pasar secara real time. Hal ini membuat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan operasi pasar tepat sasaran di lokasi yang mengalami lonjakan harga, sehingga daya beli masyarakat tetap terlindungi.
Ketiga, meningkatkan PAD. Melalui peta digital aset dan objek pajak yang transparan, meminimalisir kebocoran pendapatan. Sistem yang mempermudah pemetaan potensi pajak baru yang berkontribusi signifikan pada kenaikan PAD tahun 2025.
“Ketika data kita satu dan petanya jelas, kita tahu persis di mana harus intervensi pasar untuk tekan inflasi, dan di mana potensi pajak yang bisa kita optimalkan untuk pembangunan,” ujarnya.
Eri menjelaskan, pemkot juga mendapat penghargaan kategori Sebaran Inovasi Urusan Pemerintahan Konkuren Terbanyak adalah inovasi di Surabaya yang menjadi budaya birokrasi merata.
Inovasi tidak hanya terpusat di satu sektor, tapi tersebar di berbagai urusan wajib dan pilihan, mulai dari pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial, hingga infrastruktur.
“Penghargaan ini saya dedikasikan untuk seluruh warga Surabaya dan jajaran ASN yang tak henti berinovasi. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melayani warga dengan cara-cara yang cerdas, cepat, dan solutif,” jelasnya.
Sementara itu, Akhmad Wiyagus Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) mengatakan, keberanian pemerintah daerah penting dalam menghadirkan inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami berharap penyelenggaraan IGA 2025 dapat menjadi momentum untuk memperkuat ekosistem pemerintahan yang adaptif, berintegritas, kemudian kolaboratif sebagai kunci utama,” ucapnya.
Sekadar informasi, IGA 2025 adalah ajang yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri.(lta/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
