
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menyatakan, fenomena kulminasi utama menjadi penyebab suhu udara di Surabaya menjadi semakin panas dari hari-hari biasa.
Oky Sukma Hakim Prakirawan BMKG Juanda mengatakan, kulminasi utama membuat posisi matahari tepat berada di atas wilayah Jawa Timur.
“Gerak semu harian matahari itu dari 23,5 derajat lintang utara sampai 23,5 derajat lintang selatan. Nah kebetulan saat ini memang matahari lintangnya tepat di atas Jatim. Kalau Surabaya itu lintangnya di sekitar 7 derajat lintang selatan, jadi memang saat ini terasa panas,” katanya di Kantor BMKG Juanda, Sedati, Sidoarjo pada Selasa (14/10/2025).
Kondisi itu, kata dia, membuat radiasi sinar matahari diterima secara maksimal oleh permukaan bumi, terutama ketika langit cerah dengan sedikit awan.
“Itu sebabnya suhu udara meningkat dan terasa lebih panas,” ucapnya.
Dari catatan BMKG, suhu udara di Surabaya telah mencapai 36 derajat celsius, dan bisa terasa seperti 40 hingga 41 derajat celsius akibat kelembapan udara yang tinggi.
“Suhu udara dan suhu yang dirasakan kulit manusia berbeda. Saat kelembapan tinggi, suhu yang dirasakan tubuh bisa jauh lebih panas,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa Surabaya bisa lebih panas dari daerah-daerah lain di Jatim, karena dipengaruhi kondisi Kota, salah satunya yakni padatnya bangunan di Surabaya.
“Karena memang Surabaya ini kotanya padat dengan sedikit lahan terbuka hijau, dan memang banyak bangunan, padat penduduk, sehingga faktor lokal ini juga yang meningkatkan suhu udara di kota Surabaya,” ucapnya.
BMKG memprakirakan, fenomena kulminasi utama ini akan berlangsung hingga akhir bulan Oktober 2025.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, untuk meminimalisir kegiatan di siang hari selama fenomena kulminasi utama ini berlangsung.
“Lebih ke paparan dari sinal ultraviolet ya, karena kalau terpapar dalam waktu yang cukup lama akan berbahaya untuk kulit manusia,” ujarnya.
Jika terpaksa harus beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, ia mengingatkan masyarakat agar menggunakan pakaian tertutup, pelindung, dan memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit.
“Pastikan kebutuhan air minum harian terpenuhi sehingga terhindar dari dehidrasi,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)