Senin, 1 Desember 2025

Tito Mendagri Instruksikan Pemda Siaga Bencana dan Siapkan Nataru 2026

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Foto: Kemendagri

Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menginstruksikan pemerintah daerah (pemda) melakukan langkah antisipasi bencana sekaligus mempersiapkan penyelenggaraan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

Mendagri menyebut, dalam tiga pekan terakhir telah terjadi dua bencana hidrometeorologi besar yaitu longsor dan banjir bandang di Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Maka dari itu, mitigasi dari pemda penting untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.

Instruksi tersebut disampaikan Tito dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah untuk Antisipasi Momentum Natal dan Tahun Baru 2026 yang digelar secara hybrid, dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Rapat itu antara lain dihadiri Teuku Faisal Fathani Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lodewijk Freidrich Paulus Wakil Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan, Imam Sugianto Wakil Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Widiyanti Putri Wardhana Menteri Pariwisata, Ahmad Rizal Ramdhani Direktur Utama Perum Bulog, dan Suwandi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian.

“Inti dari rapat ini ada dua, yaitu antisipasi bencana dan persiapan Nataru. Ini memerlukan sinergi dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Karena itu, kami di tingkat pusat berkumpul dengan para stakeholder terkait. Harapannya, setelah ini kepala daerah segera melakukan rapat dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan pemangku kepentingan kebencanaan di daerah,” ujar Tito.

Kemudian, Mendagri mengingatkan pemda untuk memperkuat kesiapan menghadapi peningkatan mobilitas masyarakat pada masa Nataru, baik transportasi darat, laut, maupun udara.

Menurut Tito, Nataru juga berpotensi memicu kenaikan harga pangan karena tingginya kebutuhan masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.

“Oleh karena itu, stok pangan dan kesiapan distribusi perlu diperhatikan,” tegasnya.

Selain kesiapan pangan, Mendagri meminta pemda dan aparat keamanan memantau titik-titik keramaian pada puncak malam pergantian tahun. Hal itu untuk mencegah terjadinya kepadatan berlebih yang bisa memicu insiden fatal, seperti Tragedi Halloween Itaewon, Korea Selatan, pada 29 Oktober 2022 yang menewaskan lebih dari 150 orang.

“Dimensi keamanan juga penting, baik lalu lintas maupun lokasi wisata dengan potensi bahaya seperti ombak besar. Pada malam tahun baru, titik keramaian seperti di Ancol harus dijaga agar tidak terjadi situasi seperti tragedi Itaewon,” ucapnya.

Sementara itu, Teuku Faisal Fathani Kepala BMKG memaparkan dua bulan ke depan wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) , sebagian Sulawesi Selatan, Papua Selatan, dan Kalimantan akan mengalami curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.

Dia juga menyebut adanya potensi bibit siklon atau siklon tropis di perairan selatan Indonesia hingga NTT, Laut Arafura, serta selatan Papua.

Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan di antaranya Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa, Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan, dan Papua Tengah.

“BMKG terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga melalui operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi risiko cuaca ekstrem pada puncak musim hujan dan libur Nataru. Namun, teknologi modifikasi cuaca saat ini masih belum mampu mencegah pembentukan bibit siklon atau mengurangi intensitas siklon,” jelas Fathani.

Kepala BMKG menambahkan, periode November 2025-April 2026 merupakan fase pertumbuhan bibit atau siklon tropis di selatan Indonesia yang berpotensi menimbulkan hujan deras dan angin kencang. (rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 1 Desember 2025
27o
Kurs