
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan keyakinannya bahwa Inggris akan membela Amerika jika terjadi perang, namun mengisyaratkan hal yang sama tidak bisa dikatakan terhadap Uni Eropa.
Pernyataan ini menjadi salah satu alasan di balik keputusannya untuk tidak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan blok tersebut.
Dalam wawancara dengan BBC yang dipublikasikan pada Selasa (15/7/2025), Trump juga menyampaikan keraguannya terhadap komitmen anggota NATO, meskipun mereka telah sepakat untuk meningkatkan anggaran pertahanan.
“Salah satu masalah dengan NATO adalah, kita harus berjuang untuk mereka. Tapi apakah mereka benar-benar akan berjuang untuk kita jika kita berperang? Saya tidak yakin,” ujar Trump, dilansir dari Reuters.
Namun, ia menambahkan, “Saya yakin Inggris akan berjuang bersama kami. Saya rasa mereka akan bersama kami. Tapi saya tidak yakin banyak negara lain akan melakukan hal yang sama.”
Komentar ini turut memengaruhi kebijakan dagangnya. Trump mengatakan bersedia memberikan sejumlah pengecualian tarif kepada Inggris, tetapi sebaliknya mengancam akan mengenakan tarif hingga 30 persen terhadap produk-produk asal Eropa.
“Itulah sebabnya saya membuat kesepakatan dengan mereka (Inggris), dan saya belum membuat kesepakatan dengan Uni Eropa. Saya telah menandatangani beberapa kesepakatan lain, tetapi untuk Uni Eropa, belum,” jelasnya.
Sebagai catatan, NATO hanya pernah mengaktifkan Pasal 5—prinsip dasar aliansi bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua—satu kali dalam sejarah, yakni sebagai respons terhadap serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Pasca serangan itu, Inggris mengirim pasukan untuk mendukung operasi militer AS di Afghanistan dan Irak. Namun, jumlah pasukan Inggris di kedua kawasan tersebut telah menurun signifikan dalam beberapa tahun terakhir. (saf/ipg)