Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya periode tumpang tindih pada November dan Desember yang menjadi masa rawan terbentuknya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini muncul akibat peralihan musim siklon antara belahan bumi utara dan selatan.
Guswanto Deputi Meteorologi BMKG menjelaskan, siklon tropis di belahan bumi utara umumnya terbentuk pada Juni hingga Desember.
Sementara itu, siklon di belahan bumi selatan biasanya terjadi pada November hingga April. Dua periode tersebut bertemu pada November dan Desember, sehingga meningkatkan potensi pembentukan siklon di kawasan sekitar Indonesia.
“Belahan Bumi selatan itu adalah di November-Desember hingga April, jadi ada overlapping di dua bulan November dan Desember, begitulah. Jadi tidak bisa diprediksi sampai musiman ataupun bahkan tahunan kemudian periodisasi sendiri,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (23/12/2025).
Guswanto menegaskan, siklon tropis berbeda dengan fenomena iklim musiman, karena tidak dapat diprediksi dalam jangka panjang, melainkan hanya dalam rentang waktu pendek.
Dipaparkan bahwa siklon tropis memiliki siklus hidup kurang dari 10 hari dan umumnya baru dapat diperkirakan tiga hari hingga satu pekan sebelum terbentuk.
Meski demikian BMKG dapat mendeteksi potensi siklon sejak tahap awal, mulai dari munculnya daerah bertekanan rendah hingga berkembang menjadi bibit siklon tropis, termasuk menyosialisasikan kepada publik. Hal ini sebagaimana dilakukan tim meteorologi BMKG yang mendeteksi keberadaan Siklon Tropis Senyar.
Siklon Tropis Senyar merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka. Dampaknya wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dilanda hujan setiap hari hingga memicu bencana banjir bandang disertai tanah longsor, dengan dampak kerusakan signifikan di sejumlah kabupaten dan kota pada 25 November.
Bahkan terbaru tim meteorologi BMKG mendeteksi keberadaan Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia yang dapat mempengaruhi gelombang laut tinggi hingga empat meter di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada periode 23-26 Desember 2025.
“Sejak pertumbuhannya bisa dideteksi, misalkan mulai dari low pressure area, kemudian menjadi bibit siklon tropis dan berkembang menjadi siklon tropis itu bisa diketahui,” kata Guswanto.
Ia merekomendasikan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan pada periode rawan tersebut serta memantau informasi dan peringatan dini cuaca dari kanal resmi BMKG. (ant/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
