Sabtu, 23 Agustus 2025

UK Petra Kembali Jadi Tuan Rumah Falling Walls Lab Indonesia 2025

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Resda Akhra Syahrini, salah satu peserta kompetisi Falling Walls Lab Indonesia 2025 yang digelar di UK Petra, Jumat (22/8/2025). Foto: Akira suarasurabaya.net

Universitas Kristen (UK) Petra kembali menjadi tuan rumah kompetisi inovasi ide skala internasional yakni, Falling Walls Lab Indonesia 2025, Jumat (22/8/2025).

Kompetisi ini menjaring inovator muda lintas disiplin seluruh Indonesia, untuk nantinya bisa beradu inovasi dengan peserta lainnya dari penjuru dunia di Berlin.

Prof Djwantoro Hardjito Rektor UK Petra menerangkan, terpilihnya lagi UK Petra sebagai tuan rumah penyelenggaraan Falling Walls Lab Indonesia 2025 adalah sebuah kehormatan.

Acara ini, kata Djwantoro, wujud komitmen dalam menyiapkan lulusan dengan future skills, terutama kemampuan komunikasi untuk menyampaikan ide-ide kompleks secara jelas dan singkat.

“Suatu kehormatan bagi kami menyambut kembali rekan-rekan dari Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman, DAAD Regional Office Jakarta, institusi internasional ternama dari Jerman di Kampus PCU,” katanya.

Fadhilah Trya Wulandari peserta yang berhasil keluar sebagai juara dalam Falling Walls Lab Indonesia 2025, Jumat (22/8/2025). Foto: Humas UK Petra

Sejak pertama kali dibawa ke Indonesia, Falling Walls Lab (FWL) telah menjadi wujud komitmen DAAD untuk mendorong pertukaran akademik dan menghubungkan talenta muda dengan ekosistem inovasi global.

Di sisi lain, Dr Guido Schnieders, Direktur DAAD Regional Office Jakarta menyebut dukungan dari UK Petra membuktikan adanya dedikasi kuat dalam mendorong inovasi dan kepemimpinan.

“Ini juga membuktikan bahwa sains dan pemikiran visioner dapat melampaui batas dan menyatukan orang dari berbagai latar belakang,” ungkapnya.

Sementara itu, Guido yang juga menjadi juri dalam kompetisi itu mengungkapkan ada tiga indikator penilaian untuk menentukan pemenang. Pertama, soal terobosan baru.

“Kedua soal impact dari inovasi itu. Dan yang ketiga adalah bagaimana mereka mempresentasikan ide itu. Kalau secara persentasi, faktor terobosan 50 persen, impact 40 persen, dan presentasi 10 persen,” jelasnya.

Adapun dalam kompetisi Fadhilah Trya Wulandari berhasil keluar sebagai juara pertama dengan project Breaking the Wall of Climate Injustice for People with Disabilities, yang dinilai karena orisinalotas, kejernihan, dan potensi transformasi.

Fadhilah juga akan mewakili Indonesia di ajang Falling Walls Lab Global Finale di Berlin pada 6 November 2025 mendatang dan bergabung dengan para inovator muda seluruh dunia untuk mempresentasikan ide di hadapan juri internasional.(kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 23 Agustus 2025
28o
Kurs