
Universitas Airlangga (Unair) menegaskan komitmennya dalam melindungi mahasiswa sekaligus mengawal demokrasi, seiring dengan adanya aksi penangkapan massal selama aksi demontrasi.
Hadi Subhan Direktur Kemahasiswaan Unair mengatakan, dalam aksi demonstrasi beberapa hari yang lalu, ada satu orang mahasiswa Unair yang ditangkap. Kampus kemudian melakukan advokasi dan saat ini sudah bebas.
“Untuk yang ditangkap kemarin ada satu mahasiswa Unair, dan sudah kami lakukan advokasi, sudah dibebaskan, diamankan hanya satu hari saja. Ahamdulillah di luar yang satu itu, ditangkap itu tidak ada yang korban yang cukup serius dan lain sebagainya,” katanya di Kampus C Unair, Surabaya, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut, pihak Unair menjamin bakal selalu berkumpul sekaligus memberikan ruang gerak bebas kepada para mahasiswa untuk berserikat dan berpendapat.
“Tapi harus dalam koridor peraturan-undangan,” ucapnya.
Unair, kata dia, juga telah mengeluarkan sikap terkait kondisi Indonesia saat ini, sebagai komitmen untuk menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika sosial dan politik nasional.
“Sejak hari Minggu kami sudah mengeluarkan sikap ya, memberikan press rilis. Kemudian hari Senin sudah dikirim ke media, kemudian hari Selasa kemarin juga sudah kami unggah. Dan hari Rabu ini adalah rangkaian penutup sikap kami,” ngkapnya.
Hadi menegaskan, Unair sebagai perguruan tinggi tidak bisa lepas dari tanggung jawab kebangsaan.
“Universitas Airlangga harus ikut dalam membangun Bangsa Indonesia, khususnya agar kesatuan kita ini tidak terpecah. Unair juga turut prihatin terhadap korban yang ada, dan mendorong negara untuk menyelesaikan permasalahan konflik sosial, politik, dan ekonomi,” tegasnya.
Sementara itu, Muhamamd Madyan Rektor Unair memberikan pesan khusus kepada pemerintah dan elit politik agar tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa memicu ketegangan.
Kemudian, Madyan juga menekankan agar aksi unjuk rasa tidak dilakukan dengan perusakan.
“Saya kira semua bisa menahan diri. Para demonstran juga harus mengedepankan jalan yang tanpa kekerasan. Para elit politik pun sebaiknya tidak menggunakan pernyataan-pernyataan yang bisa menyakiti hati masyarakat,” katanya.(ris/rid)