
Sebagai upaya menjalankan tri dharma perguruan tinggi, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pengabdian masyarakat berupa skrining dini dan edukasi kanker kepada para refugees atau pengungsi dari berbagai negara di bawah perlindungan International Organization for Migration (IOM) Surabaya.
dr. Utami Ambarsari dosen UNUSA sekaligus dokter spesialis radiologi Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya mengatakan, penyuluhan tersebut, dilakukan dengan edukasi dan promotif bidang kesehatan.
“Kami ingin memberikan pemahaman bahwa deteksi dini kanker dapat menyelamatkan nyawa. Informasi seperti ini harus bisa diakses oleh semua orang, termasuk para refugees yang seringkali menghadapi banyak hambatan dalam mendapatkan layanan kesehatan,” katanya, Selasa (5/8/2025).
Pengabdian itu, kata dia, melibatkan dosen, mahasiswa, serta relawan kesehatan. Unusa sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan, memandang kegiatan tersebut sebagai bagian dari panggilan moral.
Upaya itu dilakukan, lanjut dia, juga seiring dengan adanya data World Health Organization (WHO) yang menyebutkan bahwa refugees dan pengungsi sering kali mengalami keterlambatan dalam diagnosis kanker akibat keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, inisiatif itu menurutnya sangat penting dan relevan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menjadi contoh kolaborasi antara institusi pendidikan dan organisasi internasional dalam isu kesehatan global,” ujarnya.
Para refugees yang hadir dalam kegiatan itu, berasal dari berbagau negara seperti Afghanistan, Pakistan dan Sudan dengan jumlah 14 orang. Dalam edukasinya, diawali dengan pemaparan materi dan sesi tanya jawab.
Ia menyebut, hasil dari analisis pre-test dan post-test itu, edukasi pada pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan refugees sebesar 45,2 persen.
“Ini adalah wujud nyata kepedulian kampus terhadap isu-isu global, seperti kesehatan refugees. Kami tidak hanya mendidik di ruang kelas, tapi juga hadir langsung di tengah masyarakat,” katanya.
Tahir seorang refugee asal Afghanistan mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat. Ia menyambut baik langkah tersebut, karena merasa diperhatikan dan mendapatkan informasi yang mudah diakses.
Saya baru tahu bahwa benjolan kecil, penurunan berat badan drastis bisa jadi tanda awal kanker. Saya sangat terbantu dengan edukasi ini,” ucapnya.
Seperti diketahui, Unusa yang mengusung semangat ilmu untuk kemanusiaan, berkomitmen tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten secara akademik, tetapi juga peka terhadap realitas sosial dan global. Pengabdian tersebut, merupakan langkah berdampak bagi masyarakat, tak terkecuali mereka yang jauh dari Indonesia.(ris/iss)