Senin, 8 September 2025

Waspada Oknum, Dinas Damkar Surabaya dan Gresik Bantah Ada Program Isi Ulang APAR Keliling

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Foto: Human Focus

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik membantah adanya program isi ulang/refill alat pemadam api ringan (APAR).

Hal itu ditegaskan menyusul laporan sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya pada, Senin (8/9/2025) pagi, yang didatangi pria berseragam damkar, menawarkan jasa tersebut.

Laksita Rini Sevriani Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menegaskan, tidak pernah memiliki program pengisian ulang Alat Pemadam Api Ringan (APAR) keliling untuk masyarakat maupun perusahaan swasta.

“Untuk yang di Surabaya, biasanya pengisian ulang itu kalau dari damkar hanya untuk dinas-dinas terkait milik Pemerintah Kota Surabaya. Itu memang tanggung jawab dari kami. Tapi kalau untuk masyarakat, kami tidak ada,” kata Laksita Rini kepada Radio Suara Surabaya, Senin siang.

Menurutnya, perusahaan swasta biasanya sudah memiliki rekanan sendiri untuk urusan pengisian ulang APAR. Karena itu, pihaknya tidak pernah mengarahkan ke tempat tertentu, kecuali jika ada permintaan resmi inspeksi dari perusahaan.

“Kalau ada inspeksi, itu request by request dari perusahaan swasta. Nanti teman-teman damkar menindaklanjuti surat permohonan tersebut,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, inspeksi yang dilakukan damkar tidak dipungut biaya. Petugas hanya melakukan pengecekan kondisi APAR, seperti masa berlaku dan kelayakan fungsi.

“Kalau inspeksi enggak ada biaya. Kita cuma uji cek aja. Misalnya APAR-nya habis, expired, atau ternyata tidak jalan, kita sampaikan saja agar perusahaan melakukan perbaikan,” tambahnya.

Laksita Rini juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap oknum yang menyalahgunakan seragam damkar untuk menipu perusahaan. Apabila ada yang memakai seragam damkar, dia menyebut orang tersebut adalah oknum yang mengatasnamakan DPKP.

“Apabila ada yang datang memakai seragam damkar dan menawarkan isi ulang itu adalah oknum, bukan dari tempat kita. Kadang memang dia dulu karyawan pemadam, tapi sudah pensiun atau dipindah. Jadi harus difoto dulu namanya siapa dan dicek ke kita,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Rini sapaan akrabnya juga menyarankan agar masyarakat atau pemilik usaha tetap rutin melakukan pengecekan mandiri terhadap APAR.

“Kalau APAR sudah expired memang harus segera diisi ulang. Kalau belum expired, powder-nya biasanya dikocok-kocok. Kalau sudah tidak bisa dipakai, mohon segera dilakukan pengisian ulang agar saat darurat kita siap mengantisipasi,” imbaunya.

Hal senada juga disampaikan Suyono Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Gresik). Suyono menceritakan memang sering mendapat laporan serupa dari warga maupun Polres Gresik adanya jasa penawaran isi ulang APAR tersebut.

“Ternyata saat dilacak, ternyata itu (oknum) dari kawasan (Surabaya) anak buahnya mbak Rini (Laksita Rini Kepala DPKP Surabaya) yang ternyata sudah dipecat juga,” bebernya.

Dia memastikan tidak ada layanan jasa isi ulang atau refill APAR dari Dinas PMK Gresik untuk perusahaan swasta. “Kalau seperti itu modus, ndak ada itu,” ucapnya.

Sebelumnya sejumlah pendengar Suara Surabaya pada Senin pagi, membagikan pengalaman tempat usahanya didatangi oleh seseorang memakai seragam pemadam kebakaran (damkar), menawarkan untuk mengganti isi alat pemadam api ringan (APAR) ditempatnya.

Hal itu pertama kali disampaikan Deni S, salah satu pendengar sekaligus pemilik bengkel lift di daerah Bulak Banteng, Surabaya. Deni menceritakan ada sosok pria kisaran usia 50-60 tahun datang ke bengkelnya menggunakan sepeda motor dan tiba-tiba menanyakan lokasi APAR.

Begitu Deni menunjukan lokasi APAR-nya, tiba-tiba pria tersebut mengatakan kalau APAR tersebut harus segera diganti dengan nada memaksa.

“Beliau bilang ‘ini saya ganti, saya bawa’. Kemudian saya tolak beberapa kali, saya bilang kalau sudah kerja sama dengan perusahaan safety-nya. Tapi beliaunya bilang, ‘saya yang pegang wilayah sini’,” ujarnya saat on air di Radio Suara Surabaya, Senin pagi.

Tapi, meski ditolak berkali-kali oleh Deni, pria tersebut tetap memaksa dan menunjukan Nomor Induk Berusaha (NIB). Kemudian, pria itu juga sempat menawarkan tarif Rp600 ribu, dan dipotong jadi Rp400 ribu. “Tetap saya tolak, sampai akhirnya (yang bersangkutan) pergi dengan kesal begitu,” bebernya.

Deni menjelaskan, alasan dia langsung menolak tawaran pria tersebut, karena merasa tidak pernah mendengar ada petugas damkar keliling menawarkan jasa pengisian ulang APAR di Surabaya.

Selain itu, saat Deni menayakan identitas pria tersebut, yang bersangkutan tidak bisa menjelaskan. Dia hanya menunjukan fotonya saat menggunakan seragam dinas dengan baret.

“Beliau menunjukan isi dompet, tapi isinya cuma foto menggunakan baret gitu, dan tidak ada KTA. Selain itu cuma menunjukan NIB, itu pun atas nama pribadi,” ungkapnya.

Pengalaman serupa juga disampaikan sejumlah pendengar, salah satunya Erik yang mengatakan kalau kantornya juga didatangi dua orang mengaku sebagai petugas damkar. Polanya juga sama, dua pria tersebut datang menawarkan jasa pengisian ulang APAR.

“Selamat siang, kantor saya baru saja di datangi dua orang, yang mengaku sebagai petugas damkar. Awalnya harga tabung 6kg di kasih harga Rp300rb, diskon 2o persen jadi Rp260rb. Saya tawar 200rb, di kasih. Dalam 2-3 hari APAR baru akan di antar ke kantor saya,” ungkapnya.

Terakhir ada Ilyas, pendengar SS yang menceritakan kalau tempat usahanya di Kenjeran, Surabaya didatangi pria mengaku dari petugas damkar Gresik pada bulan Ramadan lalu, menawarkan jasa serupa. Kata Ilyas, petugas tersebut memang tidak memaksa. Namun, meminta uang saku. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 8 September 2025
31o
Kurs