Kamis, 7 Agustus 2025

Wawasan Polling Suara Surabaya: Masyarakat Setuju Murid SD Dilarang Main Roblox

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Salah satu poster game Roblox yang dibagikan di X. Foto: X @Roblox

Maraknya game Roblox di kalangan murid Sekolah Dasar (SD) membuat pemerintah melalui Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) memberikan perhatian.

Dalam kunjungan ke SDN Cideng 02 Jakarta Pusat dalam rangka peninjauan pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG), Mu’ti mengungkapkan alasannya melarang anak-anak bermain game Roblox.

Menurutnya, dalam game Roblox memuat adegan kekerasan yang kadang tidak dipahami oleh anak-anak. Tingkat intelektualitas anak-anak dinilai belum mampu untuk membedakan apakah itu kenyataan atau rekayasa.

“Anak-anak berpotensi meniru adegan kekerasan yang mereka lihat dan dipraktikkan di kehidupan sehari-hari,” katanya.

Angga Raka Prabowo Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) juga ikut mendukung pernyataan Mu’ti terkait larangan anak-anak memainkan game Roblox dan sejenisnya, dengan tujuan melindungi anak-anak dari dampak buruk dunia digital.

Apakah Anda setuju atau tidak dengan larangan siswa SD memainkan game Roblox?

Dalam diskusi di program Wawasan Polling Suara Surabaya, Kamis (7/8/2025) pagi, mayoritas masyarakat setuju dengan larangan siswa SD memainkan game Roblox.

Dari data Gatekeeper Radio Suara Surabaya, 69 persen atau 68 pendengar setuju dengan larangan siswa SD memainkan game Roblox. Kemudian 31 persen atau 31 pendengar memilih tidak setuju.

Sementara, berdasar data di Instagram @suarasurabayamedia, sebanyak 74 persen atau 281 orang setuju dengan larangan siswa SD memainkan game Roblox. Kemudian 26 persen atau 100 peserta memilih tidak setuju.

Mengenai larangan siswa SD memainkan game Roblox, Daniel Agung Ketua Harian Pengprov eSport Indonesia (ESI) Jawa Timur menerangkan bahwa langkah yang diambil pemerintah saat ini sudah betul.

Bukan dengan memberhentikan 100 persen, tapi membatasi penggunaan game Roblox terutama untuk murid SD. Hal itu didasari dengan kemudahan akses yang didapatkan anak-anak dalam mengakses dunia digital.

“Pelarangan ini sekaligus meningkatkan awareness orang tua terhadap anak-anaknya. Game Roblox bisa menjadi hal yang positif atau negatif tergantung dari bagaimana orang tua mengawasi anaknya,” katanya, saat onair di Radio Suara Surabaya.

Daniel mengungkapkan, saat ini di dunia digital pun marak terjadi kekerasan secara verbal yang dilakukan oleh orang tidak bertanggungjawab. Terkadang hal-hal seperti ini yang luput dari pengawasan orang tua.

Menurutnya, game Roblox sama seperti dengan media sosial lainnya, yang saat ini selalu digunakan oleh masyarakat. Meskipun developer game mengklaim adanya jaminan keamanan, tentu akan ada celah untuk sebagian orang yang memanfaatkannya ke arah negatif.

“Seperti Instagram dan X. Ya beberapa memang ada konten yang sudah difilter. Tapi mungkin bisa dilakukan filterisasi ulang, terutama kata-kata sensitif dalam bahasa Indonesia,” tambahnya.

Daniel mengatakan bahwa dia lebih setuju jika dilakukan upaya pembatasan oleh pemerintah daripada pemblokiran, dengan syarat orang tua harus ikut andil soal pengawasan.

“Karena kalau pemblokiran, menurut saya bukan solusi utama. Anak-anak tentu memiliki cara-caranya sendiri untuk membuka aksesnya dan lain-lain,” tandasnya.(kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Kamis, 7 Agustus 2025
31o
Kurs