Jumat, 1 November 2024

Prediksi Italia vs Inggris

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Pahit-pahit sedap tuh barang, demikian ujaran untuk melukiskan betapa laga antara Inggris melawan Italia sungguh menyimpan hal yang sama sekali tidak dapat terduga sama sekali sebelumnya. Seperti Belanda yang menggulung Spanyol 5-1 dalam laga perdana di Grup B dalam perhelatan akbar Piala Dunia 2014.

Mengutip Antara, Inggris akan menghadapi Italia dalam laga Grup D yang diselenggarakan di Arena Amazonia, Manaus, pada Minggu dini hari, pukul 05.00 WIB. Pertandingan kedua timnas itu akan ditayangkan secara langsung oleh anTV dan tvOne.

Baik Inggris maupun Italia sama-sama mengukir perjalanan mengesankan di babak kualifikasi Zona Eropa. Three Lions”dapat melenggang, karena dari 10 laga, pasukan Roy Hodgson memetik enam kemenangan, empat kali imbang, dan nyaris tidak pernah menelan kekalahan.

“Gli Azzurri” di bawah asuhan Cesare Prandelli memetik enam kemenangan, empat kali imbang, dari 10 pertandingan dengan meraih 22 poin.

Aroma perseteruan pun dikobarkan sebagai wujud dari esensi kehidupan yakni konflik. Steven Gerrard di kubu Inggris, dan Andrea Pirlo di kubu Italia. Kedua pemain sama-sama menyandang predikat sebagai pemain senior.

Baik Gerrard maupun Pirlo mengemban tugas serupa yakni menjaga dan mengembangkan terus mentalitas bertanding timnya masing-masing. Kedua pemain senior itu bukan tidak mungkin juga dijadikan sasaran empuk untuk dihentikan agar tidak leluasa bergerak dan bermanuver di sektor gelandang.

Kedua negara sama-sama dijuluki sebagai negara sepak bola. Bandul sepak bola dunia ada di antara kedua negara itu. Dan Inggris kini berhadapan dengan Italia sebagai pemenuhan atas nubuat perjuangan hidup yakni konflik. Di Manaus, kedua negara Eropa itu saling mengobarkan perseteruan yang tentu dibalut nada dasar fair play sepak bola.

Sah saja bila Italia menyebut dirinya sebagai salah satu negara yang difavoritkan keluar sebagai juara dunia sepak bola dunia. Hanya saja, kubu Hodgson terheran-heran dengan klaim seperti itu.

Inggris tidak lantas meringis setelah mencermati perjalanan timnas Italia. Tidak ingin kalah angin, Hodgson buru-buru
memanggil untuk memilih skuad Inggris yang diisi oleh pemain muda bertalenta. Bukankah yang empunya masa depan adalah mereka yang masih muda, demikian kira-kira pertimbangan pelatih Inggris itu.

Inggris serba tidak ingin dikalahkan oleh Italia. Negeri Ratu Elizabeth itu diam-diam menyimpan dendan kesumat atas peristiwa dua tahun lalu. Ini lantaran Inggris berurai airmata karena tereleminasi di babak kuarter-final dalam perebutan Piala Eropa.

Hodgson gandrung menerpkan formasi 4-2-3-1. Bahkan susunan pemain yang didesain oleh pelatih Inggris itu dengan mudah dapat ditebak.

Posisi penjaga dilengkapi empat pemain di lini pertahanan terkesan “itu-itu saja”. Variasi dapat diterapkan bagi posisi
gelandang yang kerapkali ditempati Steven Gerrard dan Jordan Henderson.

Gerrard dan Henderson didaulat sebagai pemain yang bertugas mengimbangi bahkan “merusak” irama alur serangan Italia. Kalau saja Wayne Rooney dibangkucadangkan maka posisinya bakal diisi oleh Daniel Sturridge. Nama yang terakhir ini disebut-sebut sebagai salah seorang striker asal Inggris yang menyabet predikat sebagai striker terbaik di dunia.

Aksinya yang mengancam pertananan Italia, akan didukung sepenuhnya oleh Danny Welbeck dan Adam Lallana yang beroperasi dari sektor sayap. Belum lagi ada dukungan dari tenaga muda dalam diri Ross Barkley dan Raheem Sterling.

Sebaliknya, Italia dibayangi kabut gelap. Prandelli kerapkali menggunakan berbagai macam formasi, sebagaimana dapat dilihat dari susunan pemain dari satu pertandingan ke pertandingan lain.

Ia tidak jarang melakukan eksperimen dengan mengandalkan tiga pemain bertahan asal Juventus. Ini pernah Prandelli lakukan ketika berlangsung laga Piala Eropa 2012. Waktu itu ia menerapkan formasi 4-3-2-1.

Prandelli bukan sosok pelatih yang mudah digoyahkan oleh opini publik, apalagi kalau menyangkut racikan taktik. Ia pernah memasang Claudio Marchisio dan Antonio Cabdreva berada di belakang Mario Balotelli, sementara Andrea Pirlo bersama Marco Verratti bertugas sebagai playmaker.

Sementara Daniel De Rossi yang biasanya beroperasi dari sisi sayap justru didorong ke belakang agar lebih berperan sebagai gelandang bertahan.

Dengan Mattia De Sciglio yang masih dibekap cedera lutut, maka Giorgio Chiellini bakal menempati posisi bek kiri, dengan Gabriel Paletta akan menutup posisi bek tengah. Posisi Matheo Darmin akan berada di depan Ignazio Abate sebagai bek kanan.

Dari skema kedua tim, jelas bahwa kekokohan lini pertahanan menjadi penting. Catatan tersendiri diberikan kepada Inggris, bahwa anak asuhan Hodgson kerapkali mampu mencetak gol dari bola-bola atas. Sementara, Inggris perlu ekstra hati-hati dengan keampuhan pasukan asuhan Prandelli dalam mengambil bola mati.

Komentar kedua pelatih:

Roy Hodgson (Inggris):
“Apa yang kami benar-benar harapkan yakni dukungan sepenuhnya dari rakyat (Inggris). Kami ingin rakyat percaya, kami ingin memberi mereka kegembiraan, salah satunya dengan hasil positif dari pertandingan nanti (melawan Italia).”

“Kami juga berusaha memberi penampilan yang terbaik. Saya bangga ketika saya pernah melatih timnas Swiss pada 1994 jelang persiapan Piala Dunia. Inggris tanah kelahiran saya, karena itu saya berharap dapat memberi yang terbaik dengan menghantar Inggris keluar sebagai juara dunia.”

“Ketika Anda masih berusia muda maka anda merasa bangga ketika ada orang menyebut anda begitu baik. Ini tentu saja tidak berlaku untuk semua hal. Untuk itu, tidak ada yang dapat menghalangi bila kami juga bertekad meraih prestasi terbaik di ajang Piala Dunia kali ini.”

Cesare Prandelli (Italia):
“Sulit untuk tidak mengatakan tanpa menyinggung peran pemain sekelas Pirlo dan Buffon. Keduanya tampil sebagai sosok penting dalam tim. Mereka menunjukkan kualitasnya masing-masing dalam setiap pertandingan. Dan mereka tampil sebagai pemain berkarakter.”

“Sungguh luar biasa, karena di tim ini ada begitu banyak ditemukan para pemain muda yang sarat kreativitas. Mereka selalu bermimpi dapat tampil di Piala Dunia. Kehadiran para pemain muda itu memberi kesegaran kepada tim. Mereka semua termotivasi meraih trofi Piala Dunia.”

Data dan fakta kedua tim:

* Inggris hanya meraih dua kali kemenangan dari 11 laga internasional melawan Italia, dengan torehan (tiga kali imbang, enam kali kalah), kekalahan mereka dari tendangan penalti di kuarter final Piala Eropa 2012.
* Frank Lampard banya melepas tembakan tanpa menghasilkan gol ketika berlaga sebagai pemain di ajang Piala Dunia. (39 kali tembakan tanpa menghasilkan satu gol pun).
* Wayne Rooney tidak mencetak gol dalam 594 menit manakala membela Three Lions dalam penampilannya di ajang Piala Dunia.
* Tujuh dari 17 gol yang dicetak Italia sepanjang mengikuti Piala Dunia dihasilkan dari sepak pojok (sebanyak 41 persen).
* Italia telah kebobolan 14 gol dari tendangan yang diambil di luar kotak penalti sepanjang laga Piala Dunia.
* Ini laga yang ke-24 kali antara kedua negara. Inggris mengemas delapan kali menang, Italia sembilan kali menang, dan tujuh laga lainnya berakhir imbang.
* Inggris membawa 22 pemain yang berasal dari klub-klub domestik, sementara Italia membawa 20 pemain yang merumput di klub dalam negerinya.
* Hodgson menjadi pelaltih Inggris yang membawa sejumlah pemain muda dengan rataan usia 26 tahun.
* Luke Shaw yang bermain untuk timnas Inggris tercatat sebagai pemain muda kedua dalam ajang Piala Dunia 2014.
* Pertandingan ini akan menjadi torehan bersejarah bagi Buffon. Ia akan mencapai 141 caps, dan ini kali kelima dia ikut memperkuat Italia di Piala Dunia.

Pemain andalan kedua tim:

Danny Welbeck (Inggris):
Posisi: penyerang
Nomor punggung: 11

Ia digadang-gadang sebagai pemain masa depan Inggris. Ketajamannya sebagai penyerang telah ia buktikan selama mmbela Manchester United (MU). Pemain ini telah mengemas empat gol selama babak kualifikasi.

Andrea Pirlo (Italia):
Posisi: Gelandang
Nomor punggung: 21

Dalam usia 35 tahun, pemain ini diserahi tanggungjawab menentukan arah permainan Gli Azzurri. Ia berperan sebagai jenderal yang mengatur setiap jalinan serangan. Posisinya di timnas Italia belum tergantikan. Tenaganya bakal terkuras karena kondisi panas dan lembab di Manaus.

Prakiraan susunan pemain:

Inggris (4-2-3-1):
Hart (penjaga gawang), Johnson, Jagielka, Cahill, Baines, Gerrard, Henderson, Lallana, Rooney, Welbeck, Sturridge
Pemain cadangan:
Foster, Smalling, Jones, Shaw, Wilshere, Lampard, Milner, Sterling, Barkley, Lambert

Italia (4-1-4-1):
Buffon (penjaga gawang), Darmian, Barzagli, Paletta, Chiellini, De Rossi, Candreva, Verrati, Pirlo, Marchisio, Balotelli
Pemain cadangan:
Sirigu, Abate, Bonucci, Sciglio, Motta, Aquilani, Parolo, Cassano, Cerci, Insigne, Immobile

Enam laga terakhir:

Inggris:
* 7 Juni 2014 Inggris 0-0 Honduras
* 4 Juni 2014 Ekuador 2-2 Inggris
* 30 May 2014 Inggris 3-0 Peru
* 5 Mar 2014 Inggria 1-0 Denmark
* 19 Nov 2013 Inggris 0-1Germany
* 15 Nov 2013 Inggris 0-2vChile

Italia:
4 Juni 2014 Italia 1-1 Luxembourg
31 May 2014 Italia 0-0 Republik Irlandia
5 Mar 2014 Spanyol 1-0 Italia
18 Nov 2013 Italia 2-2 Nigeria
15 Nov 2013 Italia 0 -1 Jerman
15 Oct 2013 Italia 2-2 Armenia

Prediksi hasil laga (Goal.com):
* Inggris 1-2 Italia (15,61 persen)
* Inggris 2-1 Italia (13,52 persen)
* Inggris 0-2 Italia (12,7 persen)

Narasi atas prediksi:
* Inggris perlu ekstra mewaspadai bila Prandelli memasang Immobile di lini gelandang. Perannya bakal lebih berfungsi sebagai pemain pendukung bagi kedua playmaker masing-masing Pirlo dan Verratti. Dengan begitu Italia akan menggunakan tiga gelandang. Pergerakan ketiga gelandang ini sungguh berbahaya ketika mereka menguasai bola atau tanpa bola.

* Inggris akan memanfaatkan pergerakan pemain di lini tengah. Serangan cepat dari Three Lions tentu saja dapat menekan pergerakan De Rossi. Hanya saja, apakah Inggris memiliki gelandang-gelandang handal untuk mengeksplorasi lini tengah? Bukan tidak mungkin, Inggris justru memuat kelemahan kelemahan di lini gelandang. Kelemahan serupa justru dialami juga oleh Italia.

* Catatan tersendiri bagi Rooney. Ia bakal dihadapkan dengan musuh yang bercokol dalam dirinya sendiri. Ini berkaitan dengan temperamennya yang kerapkali terpancing oleh ulah lawan. Di sini peran Hodgson benar-benar diuji ketika berhadapan dengan pemain bertalenta tapi punya temperamen yang boleh dibilang labil.

* Duel ini memuat adu strategi dari kedua pelatih berkelas dunia. Bukan tidak mungkin kedua tim tampil berhati-hati.
Limabelas menit pertama menjadi perjalanan laga yang menentukan, apakah masing-masing tim mampu membaca skema permainan lawan. (ant/fik)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs