
Eddyanto Sabarudin Manajer Klub Universitas Negeri Surabaya mengkhawatirkan penggunaan sistem online pada turnamen bulutangkis Sirkuit Nasional (Sirnas) tahun depan.
“Tahun ini PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) belum menerapkan sistem online. Sedangkan, mulai Sirnas tahun depan, Februari nanti sudah menerapkan pendaftaran dengan online. Kalau menggunakan online, atlet yang dari Surabaya, jika tidak memiliki ID PBSI dan belum di-approve tim PBSI akan tidak bisa ikut Sirnas dimanapun,” katanya kepada Krisna Suara Surabaya, Senin (9/11/2015).
Sementara, atlet yang sudah memiliki ID PBSI dan sudah di-approve tim PBSI namun belum memiliki ranking nasional juga akan mengalami kesulitan. “Saat mengikuti Sirnas mereka akan berhadapan dengan pemain yang sudah memiliki ranking, posisinya akan berat,” katanya.
Selain itu, kata Edyanto, banyak atlet di Surabaya yang namanya terpecah-pecah, seperti nama lengkapnya tidak ditulis dengan benar.
“Kadang-kadang mendaftarnya itu namanya sepotong-potong. Sehingga di ranking nasional namanya terpecah jadi dua, merugikan pemain tersebut, rankingnya tidak bisa naik tinggi. Kalau rankingnya tidak tinggi, tentunya tidak bisa masuk Pelatnas,” ujarnya.(krs/iss/ipg)