Indikasi kecurangan dan permainan dipelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat, tidak hanya terjadi di cabang judo ataupun berkuda saja. Di cabang olahraga hoki juga merasakan hal yang sama. Bahkan Jatim yang punya satu target emas di cabor hoki putri akhirnya tersingkir lebih awal. Jatim menjadi satu di antara korban indikasi permainan yang dilakukan panitia tuan rumah.
Hoslih Abdullah Official Tim Hoki putri Jawa Timur mengatakan, indikasi kecurangan dan permainan yang dirasakan saat babak penyisihan. Peluang Jatim sebenarnya sangat terbuka untuk lolos babak berikutnya. Namun, Jatim akhirnya tersingkir sesudah ada indikasi permainan saat Jawa Tengah bertemu tim kuat Papua.
Tim Hoki Papua yang diunggulkan jauh ternyata kalah dengan tim Hoki asal Jawa Tengah, sehingga dalam hitungan poin, Jatim yang masih menunggu hasil pertandingan kedua tim akhirnya tersingkir. Bahkan sebelumnya ada deal yang ditawarkan perangkat pertandingan lewat pesan singkat.
Hoslih Abdullah mengatakan, tim hoki putri Jatim yang di target KONI bisa mendapatkan satu medali emas sebenarnya bisa terwujud. Hal ini karena Hoki Jatim sudah mempersiapkan diri cukup maksimal. Sementara itu, Hoslih juga sangat yakin dengan kualitas atlet yang di punyai sekarang. Bahkan tawaran untuk mendatangkan pelatih asing juga ditolak, ini termasuk try out yang dilakukan hasilnya juga positif.
Hoslih Abdullah mengaku tidak akan mempersoalkan masalah ini ke bidang hukum, Hoki Jatim tetap menerima apa yang sudah terjadi. Meskipun begitu, kata Hoslih, setidaknya kasus yang dialami hoki Jatim bisa menjadi catatan dan laporan ke KONI Jatim dan PB PON selaku penyelenggara.
Selain itu, Hoslih berharap kasus ini tidak terjadi lagi di cabang lain. Menurutnya apabila sebuah pertandingan masih di kotori dengan kasus kasus suap atau permainan, event Pekan Olahraga Nasional tidak bisa di jadikan ajang maksimal mencari potensi atlet untuk tampil di jenjang yang lebih tinggi. (bud/tit/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
