Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu pihak yang ikut menyuarakan penundaan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua, sehubungan terjadinya pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda.

“Kalau saya bilang sih (PON 2020) ditunda karena situasinya tidak memungkinkan. Artinya, kalau memang keselamatan (atlet) tidak terjamin, ya ditunda,” kata M. Nabil Wakil Ketua KONI Jawa Timur, dilansir Antara, Kamis (9/4/2020).

“Keputusan kan ada di pusat. Kalau dari pusat tidak ada jaminan keselamatan mesti ditunda,” tambahnya.

Nabil bahkan menganggap persiapan PON 2020 menjadi terhambat, padahal perhelatan olahraga nasional ini dijadwalkan digelar dari 20 Oktober hingga 2 November.

Ia berpendapat, kondisi itu seharusnya cukup menjadi pertimbangan pemerintah pusat untuk memundurkan PON 2020 ke tahun depan.

Penundaan PON 2020, menurut Nabil, juga perlu dilakukan mengingat persiapan para atlet di pemusatan latihan daerah (puslatda) menjadi terganggu, sehingga bisa mempengaruhi penampilan atlet seandainya PON tetap diselenggarakan tahun ini.

Meski begitu, Nabil menuturkan bahwa pandemi Covid-19 tak menyurutkan para atlet Jawa Timur untuk tetap berlatih, meski hanya bisa berlatih secara virtual.

“Keselamatan atlet bagi kami nomor satu, performa atlet nomor dua, dan prestasi nomor tiga,” tegasnya.

Pada Rabu (8/4/2020) malam, Pemerintah Provinsi Papua meningkatkan status penanganan wabah virus Covid-19 di daerah itu dari siaga menjadi tanggap darurat.

Lukas Enembe Gubernur Papua menyatakan, bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19 yang saat ini tercatat  45 orang dengan lima orang di antaranya meninggal dunia, maka diputuskan status tanggap darurat di Papua diperpanjang dari 9 April menjadi 6 Mei. (ant/ang)