Hujan deras mengguyur Kota Pahlawan ketika peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo memasuki garis finis di Jalan Pahlawan, Surabaya, Sabtu (4/11/2023) tengah malam.
Rintik air hujan membasahi sepanjang rute perjalanan. Udara dingin terasa mencubit kulit, dan semilir angin membelai tipis sela-sela rambut.
Pukul 23.00 WIB, puluhan peserta terlihat mendekati garis finis. Di sekitaran garis finis, ratusan masyarakat antusias menyambut kedatangan mereka.
“Kiri, kiri, kiri,” teriakan itu meluncur dari mulut Ahmad Fedinand Mahsus dari Tim Nyanggong, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Pria 20 tahun itu memimpin 28 rekan dalam timnya yang start di Mojokerto sejak sekitar pukul 16.00 dan tiba persis di samping Tugu Pahlawan sekitar pukul 23.40 WIB.
“Baru pertama kali ikut. Sangat excited untuk mencapai garis finis. Capek, tapi seru,” ucapnya kepada suarasurabaya.net seusai melewati gapura portable.
Baginya, fokus utama gerak jalan yang diikuti bersama timnya adalah memeriahkan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Provinsi Jawa Timur dan mencari pengalaman baru. Upaya meraih juara menurutnya bukan tujuan paten.
“Semoga tahun depan bisa ada lagi, dan harapannya semakin meriah,” ucapnya dengan wajah semringah.
Sebelum tim gerak jalan tiba, kelompok pesepeda tua terlebih dahulu sampai di area Tugu Pahlawan. Bendera merah putih dan nama komunitas menempel di belakang sedel mereka sebagai tanda peserta dan semarak memeriahkan gelaran Mojosuro 2023.
Beberapa di antara pesepeda juga basah kuyup. Mereka terguyur hujan saat hendak menuju area Tugu Pahlawan sebelum pukul 23.00 WIB. Tapi, kaki mereka tetap mengayuh.
“Karena kegiatan seperti ini sudah dirindukan. Kan sudah lama nggak diadakan,” ucap Kasmuri, salah seorang pesepeda yang mengikuti gowes dari Mojokerto bersama empat rekan lainnya.
Pria asal Surabaya itu mengaku senang, karena ada event yang melibatkan sepeda tua. Kebetulan, pria 57 tahun itu pecinta sepeda klasik.
“Senang mengingat masa lalu, tempo dulu. Dari kecil memang sudah suka naik sepeda ini,” ujarnya sambil menunjuk sepeda miliknya.
Menjelang pukul 00.00 WIB, hujan sudah reda. Tidak ada lagi rintikan air di tengah area Jalan Pahlawan. Hanya sisa air yang tampak masih menggenang di cekungan kecil aspal.
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo yang diikuti 8.040 orang itu menjadi sejarah baru karena tercatat dalam rekor MURI setelah berhasil membentangkan bendera merah putih sepanjang 178 meter. Angka itu sesuai dengan usia Provinsi Jawa Timur.
Peserta yang mengikuti Mojosuro ada enam kategori. Yakni dari perorangan beregu putra-putri, beregu pelajar, beregu umum, beregu TNI-Polri, dan kategori pakaian perjuangan Putra dan Putri, serta pakaian terunik.
Persis di depan garis finis, seluruh peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo mendapat hiburan konser musik. Ribuan masyarakat Surabaya dan sekitarnya menikmati suguhan tersebut. Mereka berbondong-bondong menyaksikan Denny Caknan dan beberapa penyanyi lainnya.
Hingga Minggu (5/11/2023) dini hari, satu persatu kelompok gerak jalan masih tetap melangkah mencapai titik finis.(ris/saf/rid)