
Azrul Ananda pendiri dan CEO DBL Indonesia, membagikan perjalanan panjang DBL, dari turnamen basket yang dimulai di Surabaya, hingga menjadi institusi olahraga terbesar di Indonesia
Berbicara dalam “Ideafest Surabaya 2025” pada Sabtu (2/8/2025), fokus utama Azrul dalam membesarkan DBL adalah filosofi “DBL Way”, yang menekankan kerja totalitas dan konsistensi. Azrul menyebut bahwa nilai ini diwarisi dari orang tuanya.
Sejak awal, DBL bertujuan untuk meningkatkan partisipasi, bukan hanya prestasi. Menurut Azrul, “Partisipasi adalah income, sementara prestasi adalah cost.”
Filosofi ini yang membuat DBL berkembang pesat, merambah lebih dari 31 kota di Indonesia, dan menjangkau lebih dari 1 juta penonton setiap tahunnya.
Dengan lebih dari 1.000 tim basket sekolah yang berpartisipasi setiap musimnya, DBL telah menjadi platform yang menyatukan ribuan anak muda di seluruh Indonesia melalui olahraga.
Selain sukses di DBL, Azrul juga menerima kepercayaan untuk mengelola Persebaya Surabaya, salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia.
Menurut Azrul, manajemen klub sepak bola membutuhkan pendekatan yang profesional dan berkelanjutan. Azrul menyoroti tiga aspek penting dalam pengelolaan klub, yakni fans equity, social equity, dan away equity.
“Tiga hal itu ada di Persebaya dan terus kami kembangkan. Persebaya ini sedang berproses menuju klub yang fully sustainable secara organisasi,” jelas Azrul. (saf/faz)