Sabtu, 22 November 2025

Kompetisi Sepak Bola Putri Rutin Dongkrak Semangat Pemain, Dukungan Orang Tua Meningkat

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Aksi pemain Srikandi Mojopahit FC (kiri) dalam pertandingan lawan Star Generation Putri di Lapangan Bogowonto, Surabaya, Sabtu (22/11/2025). Foto: Istimewa

Perkembangan sepak bola putri di Jawa Timur menunjukkan kemajuan berarti. Meski masih ada sejumlah tantangan yang harus ditangani dengan pendekatan khusus.

Heru Setyawan pelatih tim Srikandi Mojopahit FC bercerita, keberadaan kompetisi rutin menjadi faktor besar yang mengubah semangat skuadnya. Heru menyebut antusiasme latihan meningkat sejak liga digelar dua minggu sekali.

Jika sebelumnya latihan sering tersendat karena minimnya jadwal pertandingan, kini para pemain justru lebih disiplin meski harus berlatih di tengah hujan. Bahkan, beberapa pemain yang dulu enggan berlatih kini kembali aktif dan lebih termotivasi.

Kemudian menjelang pertandingan, Heru menekankan pentingnya menjaga kondisi para pemain. Dua hari sebelum laga, porsi latihan diturunkan agar stamina terjaga. Ia memastikan para pemain mendapat istirahat cukup dan pola makan teratur sehingga bisa tampil maksimal saat hari H.

Namun, menjadi pelatih tim putri punya tantangan tersendiri. Menurut Heru, fluktuasi mood menjadi variabel yang sering memengaruhi performa. Kondisi fisik dan siklus bulanan kerap berdampak pada kesiapan mental. Ketika ada pemain yang terlihat kehilangan fokus, Heru memilih memberi ruang waktu sampai mood mereka pulih.

“Kami di Mojosari kan agak jauh dari mal. Jadi kami lebih sering kumpul di lapangan. Makan-makan atau jajan kue. Kondisi ini yang membuat rasa kekeluargaannya makin erat. Saya pun sebagai pelatih juga memosisikan diri sebagai teman dan sahabat. Supaya anak-anak juga merasa aman,” cerita Heru usai laga di Hydroplus Soccer League di Surabaya, Sabtu (22/11/2025).

Dari sisi pembinaan, perkembangan pesepakbola putri usia dini terbilang pesat. Namun, kelompok usia di atas 15 tahun masih kekurangan pemain, sehingga Heru berupaya menjaga regenerasi sejak kelompok muda.

“Sekarang orang tua sudah mengetahui oh bahwa sepak bola putri itu memang bisa untuk berprestasi. Karena selama ini kan hanya futsal saja, melulu futsal. Nah, ini kan sedikit dengan adanya turnamen ini kan kompetisi ini kan pemikiran orang tua kan sudah berubah seperti itu,” imbuh mantan pemain PS Sumbawa Barat.

Heru memiliki target sederhana namun penting: membuka jalan bagi pemain yang siap naik level. Jika ada yang berpotensi bergabung dengan klub yang lebih besar, ia tidak akan menahan. Menurutnya, sekolah sepak bola justru harus menjadi jembatan menuju jenjang profesional, seperti di Arema hingga Persis Solo. (saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 22 November 2025
29o
Kurs