
Luis Enrique mempersembahkan kemenangan bersejarah Paris Saint-Germain di Final Liga Champions untuk mendiang putrinya, Xana, yang enam tahun lalu wafat akibat osteosarkoma, jenis kanker tulang langka. Xana meninggal dunia pada usia sembilan tahun.
Pesan emosional itu disampaikan Enrique saat PSG menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, usai menaklukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB. Di tengah euforia keberhasilan, Luis Enrique tetap menaruh kenangan mendalam untuk putrinya yang “selalu ada di hatinya.”
“Ini sangat emosional, terutama dengan banner dari para suporter untuk keluarga saya. Tapi saya selalu memikirkan putri saya,” kata Luis Enrique usai pertandingan dikutip The Guardians.
Para penggemar PSG turut menghormati sang pelatih dengan membentangkan tifo besar yang menggambarkan Luis Enrique bersama Xana. Gambar tersebut mereplika momen saat ia menancapkan bendera kemenangan di lapangan bersama putrinya setelah meraih trofi Liga Champions bersama Barcelona pada 2015 silam.
Kemenangan ini menjadi salah satu puncak karier kepelatihan Luis Enrique, sekaligus pelepas dahaga PSG yang selama ini belum pernah mengangkat trofi Liga Champions.
“Sejak hari pertama saya datang, saya bilang ingin memenangkan trofi besar. Paris belum pernah juara Liga Champions. Sekarang kami melakukannya untuk pertama kalinya. Rasanya luar biasa bisa membuat banyak orang bahagia,” ujarnya.
PSG tampil dominan sepanjang laga, mencetak dua gol dalam 20 menit pertama dan menutup kemenangan lewat tiga gol tambahan di babak kedua. Bintang muda Désiré Doué, 19 tahun, menjadi sorotan setelah mencetak dua gol, termasuk gol pembuka dan gol ketiga bagi timnya.
“Saya belum bisa percaya apa yang terjadi malam ini,” kata Doué.
“Kami membuat sejarah untuk klub, sepak bola Prancis, dan Eropa. Kami tim hebat, dan kami membuktikannya.”
Sementara itu, pelatih Inter Simone Inzaghi mengakui kekalahan berat ini. “Ini menyakitkan. Kami tidak tampil cukup baik,” ujarnya.
Namun ia juga menegaskan bahwa timnya akan bangkit. “Kami bisa jadi lebih kuat dari kekalahan ini, seperti yang kami lakukan pada 2023 ketika kalah di final dari Manchester City, tapi kemudian juara liga musim berikutnya.” (bil/iss)