Antony Dos Santos penyerang asal Brasil mengaku galau soal masa depannya setelah masa peminjanamannya bersama Real Betis resmi berakhir. Antony yang tampil impresif di klub La Liga tersebut, masih terikat kontrak bersama Manchester United hingga 2027.
Antony bergabung dengan Real Betis pada paruh kedua musim ini setelah tersingkir dari skuad utama Setan Merah. Bersama tim asuhan Manuel Pellegrini, pemain 25 tahun itu menemukan kembali performa terbaiknya, menorehkan sembilan gol dari 25 penampilan dan membawa Betis finis di peringkat keenam La Liga.
Ia juga berperan besar membawa Los Verdiblancos melaju ke final UEFA Europa Conference League, meski harus mengakhiri musim dengan kekecewaan usai dikalahkan Chelsea dengan skor 1-4 di Wroclaw, Polandia, Rabu (28/5/2025) malam.
Gol cepat Abde Ezzalzouli pada menit ke-9 sempat membuka harapan bagi Betis. Namun, dominasi di babak pertama tak berlanjut. Chelsea bangkit lewat empat gol dari Enzo Fernandez, Nicolas Jackson, Jadon Sancho, dan Moises Caicedo.
Usai pertandingan, Antony menyampaikan perasaannya kepada CBS Sports. Ia mengaku bahagia di Spanyol, namun masa depannya masih penuh tanda tanya.
“Saya sangat senang di sini, semua orang tahu itu. Saya tidur dan bangun dengan bahagia. Tapi saya punya kontrak dengan Manchester United dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujar “Paduka Antony” julukan dari fans untuk penyerang asal Brazil itu seperti dikutip Metro.
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, hanya Tuhan yang tahu. Tugas saya bermain bola, dan saya sudah melakukan itu dengan baik. Saya punya banyak rasa sayang kepada Betis, tapi keputusan ada di tangan United. Sekarang saya akan ke tim nasional, lalu liburan, dan baru nanti kita lihat apa yang terjadi.”
Antony juga menilai kegagalan Betis meraih gelar disebabkan hilangnya konsentrasi di babak kedua.
“Saat ini sulit berkata-kata. Kami tahu pentingnya final ini, tapi kami kalah. Selamat kepada Chelsea. Yang penting adalah kebersamaan tim kami di momen sulit ini,” kata mantan pemain Ajax itu.
“Kami bermain bagus di babak pertama, tapi di babak kedua kami kehilangan penguasaan bola. Konsentrasi menjadi titik lemah kami. Ini pertandingan 90 menit, dan kami tidak fokus selama itu.”
Performa apik Antony di La Liga mengundang berbagai komentar. Rúben Amorim pelatih sebelumnya menyebut gaya bermain di Spanyol lebih cocok untuk Antony karena tidak seberat secara fisik seperti Liga Inggris.
“Kalau main di Inggris, fisikalitasnya luar biasa. Kalau kamu tidak kuat secara fisik, kamu akan kesulitan. Antony jauh lebih baik di Spanyol, salah satu alasannya pasti karena fisikalitas,” kata Amorim kepada TNT Sports beberapa waktu lalu.
Namun, tidak semua pihak terkesan dengan penampilan Antony di final. Frank Leboeuf mantan bek Chelsea dan timnas Prancis, bahkan melontarkan kritik tajam.
“Hari ini saya melihat Antony seperti saat bermain di Manchester United. Satu-satunya hal yang ia lakukan hanyalah bertengkar dengan Enzo Fernandez,” ujar Leboeuf kepada ESPN.
“Saya sangat kecewa dengan permainannya. Saya berharap sesuatu yang lebih kreatif dan berbahaya. Sayangnya, kita tidak melihat Antony yang tampil apik selama masa peminjamannya.”
“Anak ini harus menjauh dari sepak bola Inggris. Jangan main lawan tim Inggris dan jangan main untuk klub Inggris mana pun, karena itu tidak cocok untuknya.”
Kini, nasib Antony tergantung keputusan Manchester United. Apakah akan memberinya kesempatan kedua atau kembali melepasnya, mungkin secara permanen. (bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
