
Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX/2025 tak sekadar ajang perebutan medali. Ali Affandi Wakil Ketua I KONI Jatim melihat Porprov sebagai titik awal dalam sistem scouting atlet muda potensial dari seluruh daerah di Jawa Timur.
“Sebagai mantan atlet yang tumbuh dari daerah dan pernah berlaga di PON, saya memahami bahwa Porprov adalah titik mula. Di sinilah talenta baru dipantau oleh pelatih dan manajer tim, dan proses transisi dari tingkat lokal ke nasional dimulai,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).
KONI Jawa Timur, lanjut Ali Affandi, telah memanfaatkan Porprov sebagai database hidup untuk scouting atlet berbasis data dan prestasi. Setiap pertandingan menjadi bagian dari proses evaluasi berkelanjutan, bukan hanya kompetisi semata.
Namun, ia menegaskan bahwa pekerjaan belum selesai. Setelah Porprov, tugas besar berikutnya adalah pembinaan berkelanjutan atau talent nurturing.
Ini mencakup pendampingan dan pelatihan atlet muda secara sistematis agar bisa bersaing di level nasional hingga internasional.
Ali Affandi mengingatkan bahwa kekayaan talent pool yang ditampilkan dalam Porprov perlu didukung oleh sistem pembinaan yang berjenjang, pelatih berkualitas, sarana latihan memadai, serta anggaran yang konsisten.
Sinergi dengan dunia pendidikan dan sektor swasta juga dianggap penting agar pembinaan atlet tak hanya bergantung pada peran pemerintah.
“Porprov ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga deklarasi bahwa masa depan olahraga nasional dimulai dari daerah. Dari kota-kota kecil dan kabupaten yang mungkin tak masuk headline, muncul juara-juara baru yang kelak akan membawa merah putih ke podium dunia,” pungkasnya. (saf/ham)