
Mochamad Purnomo Direktur Unesa Science Center (USC) menegaskan bahwa kunci keberhasilan sport science adalah sistem yang efektif dan disesuaikan dengan kebutuhan tiap kabupaten atau kota.
Ia menjelaskan, perbedaan karakter daerah harus menjadi pertimbangan utama dalam penerapan sport science agar tidak terkesan mahal dan tidak relevan.
“Misalnya, antara Surabaya dan Pacitan pasti berbeda sistem sport science-nya. Sport science itu bukan hanya soal alat seperti treadmill, tapi lebih ke sistem pencatatan, analisis hasil, dan penyajian data,” jelas Purnomo pada Sabtu (14/6/2025).
Menurutnya, alat berteknologi tinggi memang bisa digunakan di kota besar seperti Surabaya. Namun, untuk daerah lain, ada banyak alternatif yang tak kalah efektif.
Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah data hasil tes tersebut tercatat dan dianalisis dengan baik.
“Daerah tidak perlu minder. Semua sistem bisa dibuat dan disederhanakan, termasuk dalam kegiatan training camp (TC). Misalnya, di Blitar Barat, Timur, dan Selatan, mereka tidak harus berkumpul fisik, tapi bisa memantau dan berlatih bersama melalui sistem laporan, video call, dan pencatatan rutin,” tambahnya.
Purnomo menegaskan bahwa sport science adalah sistem keolahragaan yang harus diterapkan secara konsisten di tiap daerah.
Dengan sistem yang tepat, pengembangan atlet dan olahraga daerah bisa berjalan efektif tanpa harus bergantung pada alat-alat mahal.
“Jadi, tak ada lagi sport science itu tidak dilakukan. Kuncinya harus jalan sport science-nya. Karena sport science ini sistem keolahragaan,” terangnya. (saf/faz)