Prabowo Presiden Akan Ambil Alih Polemik Empat Pulau Aceh–Sumut, Keputusan Ditetapkan Pekan Depan
Sabtu, 14 Juni 2025 | 21:22 WIB
Dari sisi figur, sosok Joko Widodo dan Prabowo Subianto ternyata belum sekuat Susilo Bambang Yudhoyono ketika pemilu presiden 2009.
Hasil survei MarkPlus dan Populi setidaknya menunjukkan bahwa kendati masih unggul, Jokowi tidak sangat dominan atas Prabowo. MarkPlus menyebutkan tingkat elektablitas Jokowi 45 persen dan Prabowo 35 persen. Populi menyebut angka 49,3 persen untuk Jokowi dan 29,7 persen untuk Prabowo.
Sementara itu, survei Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) menunjukkan tren Jokowi dalam lima bulan terakhir menurun, dan Prabowo naik. Elektabilitas Jokowi mengalami fluktuasi cukup signifikan : 51 persen pada Desember 2013, 39 persen pada Februari 2014, 52 persen pada Maret 2014, dan terakhir 47 persen setelah pemilu legislatif April 2014.
Sementara elektabilitas Prabowo naik cukup stabil, dari 22 persen pada Desember 2013, menjadi 32 persen setelah pemilu legislatif 2014.
“Baik Jokowi maupun Prabowo tak ada yang sangat menonjol. Mereka masing-masing punya kelemahan juga,” kata Wahyudi Winarjo, pengajar sosiologi politik di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (17/5/2014).
Dari sini kemudian gerak mesin partai bisa menentukan. Mesin partai PDI Perjuangan yang mendukung Jokowi dikenal solid dan militan.
Sementara itu, di kubu Prabowo ada Partai Keadilan Sejahtera. “Massa PKS ini riil. Jadi suara Prabowo sebenarnya sudah bisa agak diketahui dari suara PKS ini. Ini pintarnya Prabowo menggandeng PKS,” kata Wahyudi.
Terpisah, Sigit Budhi Setiawan dari lembaga riset dan survei pasar Sigma Indonesia mengatakan, Jokowi dan PDIP diidentikan dengan sekularisme.
“Saya kira dukungan itu karena partai Islam macam PAN, PPP dan PKS lebih mendapat porsi, sedangkan jika di bawah PDIP dan Jokowi, mereka praktis tidak mendapat posisi apa-apa,” kata Sigit. (fik)
NOW ON AIR SSFM 100
