Tim transisi telah menyaring 2.800 nama untuk dicalonkan menjadi menteri, pada kabinet yang akan dipimpin Jokowi-Jk di periode 2014-2019. Dari ribuan nama itu telah mengerucut pada 200 nama yang akan dipersiapkan untuk 34 posisi menteri.
Andi Widjajanto Deputi transisi, mengatakan, sampai saat ini tim transisi masih terus berupaya mematangkan 18 nama calon menteri dari profesional, sedangkan calon menteri dari partai koalisi belum mengalami perkembangan.
Seleksi calon menteri tidak menitik beratkan pada komposisi kursi bagi profesional ataupun calon yang diajukan partai koalisi, agar mendapatkan kualitas pemimpin yang baik secara obyektif.
Proses seleksi ini menggunakan cara aspirasi atau kepentingan publik, calon yang diajukan partai koalisi, bisa saja dicoret kalau tidak memenuhi kriteria.
“Sejak awal sudah ditekankan koalisi Jokowi tanpa transaksi,” ungkapnya.
Sebelumnya Jusuf Kalla calon wakil presiden terpilih, mengatakan, jatah menteri untuk jalur partai politik tidak ditambah tetap 16, meskipun ada partai di luar koalisi yang ingin bergabung.
Muhaimin Iskandar Ketua Umum DPP PKB, mengatakan, sampai sekarang belum ada deal atau pembicaraan dengan Jokowi (calon presiden terpilih) terkait jatah menteri untuk partainya.
“Meskipun sudah menyodorkan beberapa nama kader PKB yang dianggap layak untuk menjadi menteri, belum ada respon,” ungkapnya.
Selain mengusulkan kadernya sendiri, Muhaiman menjelaskan ada beberapa nama di luar PKB yang ingin menjadi menteri melaui PKB.
Belum adanya kejelasan soal jatah menteri ini sempat membuat kader PKB cemas, karena PKB merasa punya andil yang cukup besar untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK pada pilpres 2014.
“Wajar dan manusiawi kalau PKB berharap imbalan di kabinet,” kata Muhaimin di kantor DPP PKB, minggu 29 september tadi.
Dilain pihak, Cahyo Kumolo Sekjen PDI Perjuangan mengingatkan agar PKB ingat dengan pesepakatan awal, yakni koalisi tanpa transaksi.(jos/nif/rst)
Teks foto :
– Tim koalisi Jokowi-JK saat melakukan jumpa pers.